Sebenarnya sudah sejak lama saya berpikir tentang hal ini, tetapi berhubung sepertinya tidak penting maka rencana menulis tentang ini saya batalkan sampai pada akhirnya rencana lama tersebut saya realisasikan setelah membaca tulisan sora9n. Tulisan saya sekarang ini mungkin hanya memindahkan komentar yang saya tulisan di rumahnya Sora9n ke sini.
deKing on 24 Mar 2007 at 11:02 pm
…………………………………………………………………………………………………………………….Jadi guru (dosen juga guru kan?) memang tidaklah mudah…
…………………………………………………………………………………………………………………….
Begitulah manusia…selalu tidak akan pernah puas menerima keadaan sendiri…
Dulu ketika saya jadi murid-siswa-mahasiswa saya juga berpikiran seperti itu…”Enak ya jadi guru/dosen…..”
Setelah saya jadi guru dan guru saya juga masih mengeluh “Ternyata jadi guru itu tidak mudah. Jadi guru itu harus ini itu…… Masih enak jadi murid-siswa-mahasiswa yang hanya cukup mendengarkan dan menerima yang guru berikan. Membuat soal juga tdk mudah karena juga harus memikirkan sebanyak mungkin alternatif jawaban yg benar, kalau murid-siswa-mahasiswa kan hanya mengerjakan soal…”
Eh sekarang ketika saya jadi mahasiswa (lagi) pikiran saya kembali berubah..”Wah enakan jadi dosen, hanya ngasih tugas terus…yg nyuruh buat paperlah apalah…”
Beginilah manusia…
Sebenarnya mengekspresikan apakah keluhan-keluhan saya tersebut? Ketidakpuasan atau justru ketidaksyukuran-kah?
Manusia biasa memang sebenarnya makhluk yang tidak tahu diri, makhluk yang sering berteriak lantang menyerukan kewajiban untuk bersyukur pada Tuhan atas segala nikmat-Nya tetapi pada kenyataannya semua itu hanya berhenti pada teriakan-teriakan kosong. Secara sadar maupun tidak sadar sebenarnya manusia biasa adalah makhluk yang tidak mau (atau mampu??) untuk berterima kasih pada Tuhan, manusia biasa selalu dan selalu saja lebih sering dan suka mengeluh atas pemberian Tuhan. Keluhan itu selalu berawal dari suatu ketidakpuasan manusia itu sendiri, tetapi sebenarnya dan seharusnya ketidakpuasan itu tidak menjadi suatu alasan dan penghalang bagi manusia biasa untuk tidak bersyukur.
Memang benar kalau manusia bisa bertahan dan maju karena ketidakpuasan mereka karena tanpa ketidakpuasan niscaya manusia hanya akan “jalan di tempat”. Berkat ketidakpuasan-lah manusia bisa berkreasi dan mengembangkan diri, bahkan teori kebutuhan yang dicetuskan oleh Maslow pun pada intinya adalah perwujudan dari ketidakpuasan manusia. Maslow mencetuskan teori kebutuhannya yang dinyatakan dalam bentuk piramida…
- Physiological Needs (Kebutuhan fisiologis/dasar/pokok)
- Safety Needs (kebutuhan akan rasa aman).
- Social/Affiliation Needs (kebutuhan untuk bersosialisasi)
- Esteem Needs (kebutuhan harga diri).
- Self-actualization Needs (kebutuhan aktualisasi diri).
Ketidakpuasan manusia atas terpenuhinya kebutuhan fisiologis telah mendorong manusia melangkah lebih maju lagi untuk bisa mencapai pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, begitulah seterusnya. Pada intinya suatu tingkat kebutuhan muncul sebagai akibat dari ketidakpuasannya atas terpenuhinya kebutuhan yang ada di bawahnya sampai pada akhirnya manusia mencapai tingkat kebutuhan tertinggi (menurut Maslow), yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Tanpa ketidakpuasan niscaya manusia hanya akan berhenti pada tingkat paling dasar hirarki kebutuhan tsb, yaitu hanya seputar urusan perut dan bawah perut saja.
Tetapi ketidakpuasan itu bisa menjadi sebuah pedang yang bermata dua, di satu sisi ketidakpuasan mendorong manusia untuk berkembang tetapi di sisi lain ketidakpuasan menyeret manusia pada ketidaksyukuran pada Tuhan. Dan sayang sekali karena lebih sering ketidakpuasan itu justru mendorong manusia untuk mengeluh dan tidak mensyukuri nikmat Tuhan. Ketidakpuasan memang telah mampu mendorong manusia untuk lebih maju dan berkembang, tetapi itu bukanlah suatu alasan bagi manusia untuk tidak bersyukur. Lalu dimanakah batas antara ketidakpuasan dan ketidaksyukuran manusia???
“Manusia biasa” memang sebenarnya makhluk yang tidak tahu diri, makhluk yang sering berteriak lantang menyerukan kewajiban untuk bersyukur pada Tuhan atas segala nikmat-Nya tetapi pada kenyataannya semua itu hanya berhenti pada teriakan-teriakan kosong.
**Beralih menjadi “manusia luar biasa” mungkin pilihan yang tepat..
Gimana?**
Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang suka berkeluh-kesah. Katanya, tergantung pada manusia itu sendiri yang menyikapinya.
manusia is animal problem…apa yang menyebabkanya kareana manusia mempunyai pikiran dan nafsu.
lihat hewan, gak pernah bermalahdanberkeluh kesah, he he he
Hehehe pantes aku ngomong Maslow nyambung, itu maslow kalau udah level 5 turun kebawah lagi nggak menurut pak Deking?
ketidakpuasan (dalam batas tertentu) diperlukan agar kita bisa lebih maju dan mengoreksi kesalahan. sedangkan ketidaksyukuran justru sebaliknya, penghambat manusia…..hehehehe
Kalau menurut saya, dua-duanya masalah pilihan.
pilihan
|
— puas
|
— tidak puas
…..|
…..—- bersyukur
…..|
…..—- tidak bersyukur
Keadaan buruk itu kenyataan, tapi “bersyukur” dan “puas” itu pilihan…
…
[OOT]
Mas, “enaknya jadi dosen” yang saya tulis di post itu satire lho. 😀
Aya kita ukur sekarang kita berada dilevel mana…
Klo mengikuti hawa nafsu atau naluri, memang gak ada habisnya kang.. tapi klo Physiological Needs (Kebutuhan fisiologis/dasar/pokok) kayaknya ada batasnya.. gak mungkin kan kita makan 100 piring dlm sekali makan??
Tp klo untuk ilmu, memang kt harus selalu haus kang.. 🙂
gampang kok, kalo saya selalu mendahulukan kebutuhan diatas keinginan…beres tho?
ktidak puasan juga bisa membuat orang jadi bersyukur..bersyukur karena telah dianugrahi perasaan tidak puas…coba bayangkan kalo kita tidak punya itu. bener kata om deking, kita cuman bisa selevel hewan aja..
waduh mesti mikir nih –> tapi belum puas nih, masih mikirin komentar yang bagus.. punten ah..
@Junthit:
Waduch kalau jadi manusia luar biasa sepertinya lebih repot kok mas hehehe’
@Mathematicse:
Mmmmm…semua kembali ke manusia dan pilihannya masing2 ya?
@Mbah Keman:
Tetapi kalau lihat kucing di rumahnya simbah kok kadang ada yang seperti sedang frustasi ya kucingnya hehehehe
@Evy:
Kan kalau sudah sampai level 5 bukan berarti level bawahnya sudah ditinggalkan, tetapi kalau sdh level 5 maka scr otomatis manusia menguasai ke-5 level secara bersamaan.
Memang kita hanya bisa hidup dengan level 5 (aktualisasi) saja tanpa memenuhi level 1 (makan, minum dan….sex)
Jadi kayaknya kalau sudah sampai level 5 manusia perlu memperkuat pondasi dan membangun tingkat/level lagi hehehe… (g ada puasnya ya?)
@Senja:
Masalahnya bagaimana supaya bisa tidak puas tanpa meninggalkan syukur?
@Sora9n:
Berarti memang manusia itu sendri yang harus pandai memilih dan memilah ya Kun?
@Helgeduelbek:
Ngukurnya pakai apa Pak? Pakai need-meter ya pak? 😀
@Hanichi Kudo:
Iya ya, makan 2 piring nasi saja perut sudah gak kuat hehehe
@Antobilang:
Wah, kalau sudah sampai pada tahap seperti itu mah asyik
Anto sudang kayak filusuf euy 😀
@kakilangit:
Bersyukur atas ketidakpuasan kita?
Wah..boleh juga ya…
@Grandiosa:
Tak tunggu komentar selanjutnya Bro…
[…] * In Indonesian language –> Dimanakah batas antara ketidakpuasan dan ketidaksyukuran itu? […]
lagi susyah komen nih.. trackback aja yah? boleh kan..
*lempar trackback — kabur secepat kilat — wuzzz*
wawawawawwa aku masih di level satu euy
@Oom Roffi:
Track backnya berat oom, pakai bahasa engel segala 😀
@Kangguru:
Yang bener Kang? Masak Kangguru tidak bisa mencapai sexual intimacy di level 3 hehehehe…
AKu juga di level satu nih…. kapan aku naik pangkat ya..
tapi kalau anda berpangkat kecil nggak apa-apa, yang penting kan penghasilan besar, wong ndeso gaji kuto (ini mah mas tukul)… salam kenal ya… Prim
Ketidakpuasan bisa jd itu menjadi suatu hal yg membuat kita berhenti/putus asa ato malah sebaliknya menuntut kita utk maju. Mungkin kita jg hrs bersyukur dg rasa ketidakpuasan kita krn memacu kita utk maju. Kalo ketidakpuasan yg membuat kita putus asa…mungkin itu sama dg ketidaksyukuran kita atas kondisi tersebut.
Kalo saya balik antara brsyukur dan puas…bersyukur itu hrs dlm segala kondisi (baik/buruk) — baca: bersyukur sepanjang waktu– tp kalo puas itu tergantung apa yg kita capai/harapkan. Dlm puas dan ketidakpuasan biasanya disertai dg rasa bersyukur dan ketidaksyukuran.
Halah kok aku jd bingung gini ya kalo ngasi komentar yg serius…hehe…
Kita ikuti ketidakpuasan itu untuk mengusahakan suatu keadaan yang ideal. Kalo usaha kita sudah maksimal, apapun yang terjadi harus kita syukuri! Tidak puas lagi? artinya belum maksimal apa yang meski kita upayakan tadi. OK!
pas ngeliat judulnya :
…. Saya langsung tertarik Mas, hati ini pun berkata:
“Kira2 jawabnya apa ya??”
Lalu saya baca……………… 🙂
…..saya baca……………………….. 🙂
…………..baca………………………………. 🙂
………………. dan maasih membaca!……………… lalu
………………..
………………..
GUBRAKKS!!!
🙂 Saya ampe jungkir balik pas ngeliat endingnya 🙂 :
yah, ini mah loop namanya mas,….. hehe!! 🙂
Tp isinya bgs kok, materi kuliah sy baru2 ini soalnya (pernah mau dipost jg tuh mas, tp g jadi………… Males (u_u )
Puas apa enggak ya.
Seorang Raja ikut mencari kepuasan dan syukur, dia cari seantero negeri, mendengar dari setiap balik pintu rakyatnya yang kayak dan miskin. Di gubuk paling miskin dan dinding-dinding berlubang, terdengar seorang Bapak tua berkata dan sang Raja mengintip dari sela dinding bilik Bapak tua itu menengadahkan tangannya ke atas, sambil berkata : “Ya Rabb, Gusti Allah terimakasih padamu yang telah memberikan kekuatan untuk menahan lapar di hari ini, dan memberikanku makan di hari ini”.
Setelah ditunggu, tak juga tampak makanan… rupanya hanya seteguk air yang diminum Bpk tua itu.
Raja kembali berpikir, dimana letaknya rasa syukur itu?.
tapi…ngomong-ngomong, Maltus sih anggap kepuasan itu bertingkat-tingkat, tapi manusia itu mahluk kompleks 1-5 ada di keseluruhan hidup. Memilah tapi bukan berarti yang satu, tidak punya yang 5……
Tidaaaaaaaaaaaaakkkk…
Saya sedang menyiapkan postingan about teori maslow lalu mampir2 ke blog orang, nyasar di blog inih, dan liat postingan inih.. nyali langsung ciuttt.. Sepertinya aku harus menulis tentang hukum gossen..
yg aq bingung, knapa c hrs dibatasi?
toh kalo pun maw dibatasi mbingungin juga kan?
basic poster aneh….. ^ww^
ahh semuanya dlm hidup (lagi kebejaan/apes) itu harus disyukuri, semuanya kan easy going sendiri.
saya paling sebel sama orang yang apa adanya….pemalas…
[…] masalah tidak akan pernah selesai karena (menurut Om Deking) manusia saya ga pernah puas. Sekali keadaan ideal (hampir) terpenuhi, maka manusia saya akan […]
[…] ini diam saja dan kemudian berlalu. Tak mereka perdulikan lagi latihan yang belum terselesaikan. Syukur syukur, akhirnya kakak kesayanganku ini datang juga, membatin Bulan. Dan kali ini, seperti biasanya […]
kok kayanya beda antara ‘ketidakpuasan’ hingga mendorong diri untuk bisa beraktualisasi -sebagaimana piramidnya si Maslow- dengan tidak bersyukur deh! Justru tidak cepat puas diri hingga mau beraktualisasi adalah bentuk rasa syukur; yakni syukur dengan mengoptimalkan semua kemampuan yang ada. gimana?
[…] boleh tidak pernah puas (untuk menjadi motivasi dalam hidup), tapi jangan lupa kita harus selalu bersyukur atas apa yang kita dapat. Jangan terlalu ambisius dalam meraih puncak kejayaan, karena dalam meraih […]
[…] manusia karena manusia adalah sosok yang senantiasa berubah dan berkembang, entah dilandasi oleh keinginan ataupun kebutuhan. Hal itulah yang menyebabkan piramida Maslow mengalami perubahan puncaknya dari self actualitation […]
kalo mnrt saya merasa tidak puas itu justru hal yg baik..
karena seharusnya manusia itu tidak boleh merasa cepat puas..tapi rasa syukur itu juga harus ada agar kita bs belajar dari hal-hal lain yg ada di bawah kita..dlm hal apapun itu..
manusia tdk boleh membatasi dirinya sendiri..krn batas itu hanya mengekang kita untuk melakukan hal yg lebih lagi..
seharusnya manusia yang tidak puas itu bersyukur, karena dia sudah mendapat nikmat berupa rasa ketidakpuasan, sehingga implikasinya kemungkinan besar dia mempunyai motivasi untuk memenuhi kebutuhan, termasuk kebutuhan yang di teorikan maslow.
[…] manusia karena manusia adalah sosok yang senantiasa berubah dan berkembang, entah dilandasi oleh keinginan ataupun kebutuhan. Hal itulah yang menyebabkan piramida Maslow mengalami perubahan puncaknya dari self actualitation […]
Just wish to say your article is as amazing. The clearness for
your publish is just cool and i could assume you’re an expert in this subject. Well with your permission let me to grasp your feed to stay updated with forthcoming post. Thank you 1,000,000 and please continue the rewarding work.