Feeds:
Pos
Komentar

Ya …saya manusia biasa yang benar-benar biasa ini (mulai) kembali lagi. Tetapi seperti biasa, tulisan ini hanyalah sekedar kebiasaan yang biasa dan memang biasa-biasa saja adanya. Jadi saya harap rekan-rekan untuk bisa membiasakan diri dengan bahasa-bahasa dan pesan-pesan saya yang selalu biasa-biasa saja ini … 😉

****************************************

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

Hayo…jangan-jangan sudah banyak yang lupa dengan kalimat di atas? Ayo ngaku! Yupzx…kalimat di atas merupakan bunyi pasal 28 UUD 1945 yang saya kopi pais secara utuh dari sini. Lho, memang ada hubungannya antara pasal 28 UUD 1945 tsb dengan matematika? Hohoho…tentu saja ada, walau dipaksakan dengan amat sangat (seperti biasanya) :mrgreen:

seperti biasa, hanya ingin memaksakan kehendak pribadi hehehe

Arti penting poligami bagi Matematika…

[Berdasarkan tambahan pengetahuan dari Saudara Grak, maka saya memperbaiki penggunaan istilah poligami dalam tulisan ini kecuali keterangan2 pada gambar tidak saya ubah karena hal tsb lumayan merepotkan. Terima kasih saya sampaikan kepada Saudara Grak atas tambahan pengetahuannya]

Tulisan ini tidak saya maksudkan untuk menyebarkan ajaran/aliran sesat deKing maupun membicarakan bagaimana memenuhi suatu kebutuhan dengan cara yang halal. Anggap saja tulisan saya ini hanya bercanda karena memang itulah maksud tulisan saya yang sesungguhnya. Ya…saya hanya sekadar meneruskan hobi dan tradisi saya untuk memaksakan unsur matematika dalam tulisan saya. Saya harap tidak akan ada anggapan bahwa saya memperolok tindakan poligami (yang diperbolehkan oleh agama saya…Islam) karena memang maksud tulisan saya hanya sekadar berbagi informasi informasi matematika dengan cara saya sendiri.

Apa itu polgami dalam matematika? Mari kita susuri bersama-sama…

poligami .. tidak…poligami…tidak…poligami

Eadem mutata resurgo…

Kemunculan saya kembali di dunia blogsphere ini bukanlah karena nafas buatan yang telah diberikan oleh dia…sang nafas (*ehm…ehm*). Bukan pula karena mantera jaelangkung yang dirapalkan oleh Oom Dana maupun ungkapan kangen dari Bos Sawali ( hehehe :mrgreen: ). Saya kembali hanya karena saya ingin kembali bertemu saudara-saudara semua dan sekaligus menyebarkan ajaran dari aliran deKing
Kalimat eadem mutata resurgo sengaja saya pilih sebagai kalimat yang menandakan kemunculan kembali deKing (walau secara perlahan)…

am i back?

Maaf …

Maaf …
Untuk kesekian kalinya saya mengucapkan (dan menuliskan) kata tersebut.
Kenapa?
Ya jelas … jelas sekali karena saya sering melakukan kesalahan.
Bahkan seringnya saya mengucapkan maaf sebenarnya kalah jauh banyaknya dari seringnya saya melakukan kesalahan
Ya…
Terlalu banyak kesalahan yang saya sembunyikan dan tidak saya mintakan maaf atasnya … sejujurnya
Untuk itulah perkenankan saya sekedar masuk blog sejenak untuk mengurangi timbunan sampah-sampah kesalahan yang sudah membusuk dan membau …
Untuk itu perkenankanlah saya untuk meminta maaf …

Alangkah payahnya saya ini yang memanfaatkan momen INI hanya untuk meminta maaf …
Biarkanlah … semoga masih ada sejumput tulus dalam maaf ini …

Sekali lagi … maaf

 

 

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

 

Dan tidak lupa pula perkenankan saya untuk mengucapkan

 

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI

 

Bagi rekan-rekan yang merayakan
Semoga semua amal ibadah kita tidaklah sia-sia

PS:
Maaf secara khusus saya sampaikan kepada seluruh khalayak penghuni blogsphere ini.
Mungkin (sangat mungkin) saya tidak bisa bersilaturahmi (satu per satu) ke blog rekan-rekan semua untuk mengucapkan maaf.
Ijinkanlah saya mengucapkan maaf ini secara massal hanya melalui blog saya sendiri.

[Updated version: Bonus foto :mrgreen: ]

Tidak terasa sudah lama saya tidak menjenguk blogsphere ini. Kali ini saya menyempatkan dan menyengajakan diri untuk memasuki blogsphere lagi sebagai bentuk jawaban untuk beberapa teman yang menanyakan ketidakmunculan saya selama ini, baik melalui SMS (maaf tidak sempat saya balas) maupun melalui offline message (maaf juga ada beberapa yang tidak sempat saya balas).

Sebenarnya selama ini saya jarang online dikarenakan selain saya sibuk dengan pekerjaan dan kuliah, saya juga agak sibuk safari Romadhon alias buka puasa gratis membantu mencari housing untuk teman-teman yang baru datang ke negeri tempat saya berteduh sekarang.

Ehm…ehm….

Tetapi saat ini saya ingin menginformasikan sesuatu hal, yaitu:

???

Menunggu Detik-detik Kematian(nya?)…

Bukan bermaksud untuk mengekor tulisan-tulisan tentang kematian disini, disana, disitu, dll. Bukan pula saya menulis ini untuk meneruskan hobi lama saya dalam membicarakan kematian.

Saya menuliskan kata “Kematian” dalam judul tulisan ini hanya untuk mengajak diri saya sendiri dan juga rekan-rekan (bagi yang mau) untuk sedikit merenung. Dan kali ini saya tidak akan berkata-kata banyak …

Marilah kita …

Merenungkan apa saja yang ingin direnungkan

Merenungkan apa saja yang (memang) perlu direnungkan

Dari foto berikut…

tariklah nafas dalam-dalam sebelum melihat fotonya …

Kenapa mesti (ke) Cina?

Uthlubul ‘ilma walaw bishshiin
(Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina)

[diriwayatkan oleh Anas bin Malik]

**************

[Jika ada yang merasa tersinggung dengan penggunaan kata “Cina” (bukan “China”) maka saya mohon maaf dan silakan lihat bagian akhir tulisan ini]

**************

Terlepas dari perdebatan nilai kebenaran hadits tsb (shahih, hasan, dha’if atau bahkan mungkin maudzu), saya berusaha berpikir positif dan obyektif akan hadits tsb. Walaupun misalnya ternyata hadits di atas adalah hadits palsu (alias bukan perkataan Nabi Muhammad) menurut saya tidak ada salahnya menerapkan kalimat tsb, toch inti dari kalimat di atas tidak berkaitan dengan akidah melainkan merupakan nasehat untuk menuntut ilmu. Bukankah selama ini banyak di antara kita yang menuruti nasehat orang tua kita padahal orang tua kita bukanlah Nabi apalagi Rasul. Yang penting adalah apa isi nasehatnya kan? 😉
Uppsss kok jadi ngelantur… ada afa ini?

Bagaimana kita tahu dan bagaimana kita tahu kalau kita tahu ?

Ada yang mau menjawab pertanyaan tersebut? :mrgreen:

ini bukan kuis lho…

Tiga Pesan yang Tersisa…

Sekali dua kali nulis yang santai ya 😉

Sebenarnya sebagian dari tulisan ini sudah nangkring di draft sejak kepulangan saya dari “menembus batas”. Tetapi karena satu dan lain hal, saya tidak bisa segera mem-publish-nya.
Tulisan ini hanya sedikit cerita “oleh-oleh” dari kunjungan saya ke Belgia untuk menemui Kang Roffi. Jika Bang Fertob mempunyai cara curhat cerdas (lain dari yang lain), maka saya juga mempunyai keunikan tersendiri dalam hal “oleh-oleh” perjalanan liburan.

satu dua tiga…

Pengumuman:
Setelah membaca komentar dari Saudara Dementor,saya baru tahu kalau ternyata ada seorang blogger yang sudah membahas tentang LIAR PARADOX ini. Oleh karena itu saya informasikan kalau saya benar-benar tidak tahu tentang tulisan sejenis yang ditulis oleh Saudara Enda dan saya informasikan juga kalau sama sekali saya tidak melakukan kopipais dr Enda’s blog.Tulisan saya ini saya tulis karena saya mendapat ide setelah membaca buku QUANTUM PHILOSOPHY.Demikian informasi dari saya,terima kasih.
(Maaf belum saya beri link untuk pihak-pihak bersangkutan karena saya melakukan penambahan informasi ini dengan HP,sebagai imbas hilangnya koneksi internet di rumah)

********************

Sebagai seorang laki-laki, aku katakan kalau ternyata semua laki-laki adalah pembohong…

(versi deKing dengan mengadaptasi paradoks Megaris)

“Epimenides, the Cretan, says that all Cretans are liars.”

(versi asli paradoks Megaris)

Keterangan:

Kata “pembohong” disini didefinisikan selalu berkata bohong, sama sekali tidak pernah berkata jujur. Begitu juga sebaliknya, seorang yang jujur didefinisikan tidak pernah berbohong sama sekali.

***********************

bersiaplah dengan tulisan tidak mutu ini