Mungkin semua penduduk dan juga warga negara Indonesia (hayo apa bedanya penduduk dan warga negara hehehe) tahu kalau Indonesia memiliki 3 zona waktu, yaitu:
- WIB –> Waktu Indonesia bagian barat (GMT+7 jam) mencakup wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
- WITA –> Waktu Indonesia bagian tengah (GMT+8 jam) meliputi wilayah Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
- WIT –> Waktu Indonesia bagian timur (GMT+9 jam) meliputi wilayah Maluku dan Papua.
(Sumber informasi tentang area cakupan masing-masing waktu adalah mbah Wiki).
Yang jadi pertanyaan adalah kenapa Indonesia bisa memiliki 3 zona waktu?
Secara geografis, posisi Indonesia pada bola bumi ini terletak pada koordinat 6°LU – 11°LS dan dari 97° BT – 141°BT (data dari sini). Dari letak bumi secara “melintang” utara-selatan kita bisa mengetahui bahwa wilayah Indonesia terletak pada dua belahan dunia, yaitu di bagian utara khatulistiwa dan di sebelah utara khatulistiwa. Sedangkan secara “membujur”, letak seluruh wilayah Indonesia terletak di sebelah timur Greenwich (sebagai garis bujur 0°). Bentuk wilayah Indonesia lebih mengarah pada “membujur” barat-timur daripada “melintang” utara-selata. Hal tersebut dapat kita lihat dari panjang wilayah Indonesia secara “melintang” utara-selatan yang hanya “sepanjang” 16° (yaitu 6° ke arah utara dan 11° ke arah utara). Sedangkan panjang wilayah Indonesia secara “membujur” barat-timur mencapai 44° (141°-97°).
Secara sederhana garis lintang menunjukkan seberapa jauh jarak utara-selatan suatu lokasi dari garis khatulistiwa, sedangkan garis bujur menunjukkan seberapa jauh jarak barat-timur suatu lokasi dari Greenwich.
Penentuan zona waktu menggunakan acuan waktu di Greenwich atau biasa disebut GMT (Greenwich Mean Time). Hal ini disebabkan karena Greenwich merupakan posisi di mana garis bujurnya 0°. Untuk wilayah-wilayah tertentu maka waktunya tergantung pada seberapa jauh jarak wilayah tsb dari Greenwich secara horisontal atau “membujur” barat-timur.
Kenapa bisa begitu? Tanya kenapa?
[seperti biasa gambar dibuat dengan menggunakan jasa program Cabri Geometry II Plus]
Keterangan:
P dan Q = kutub utara dan selatan celestial sphere (bola angkasa)
p dan q = kutub utara dan selatan bumi
C = titik pusat bumi dan celestial sphere (bola angkasa)
M = Matahari
VE = vernal equinox
g = posisi Greenwich pada permukaan bumi
0 = posisi pengamat pada permukaan bumi
G = posisi semu Greenwich pada celestial sphere (bola angkasa), diperoleh dari perpanjangan garis Cg
O = posisi semu pengamat pada celestial sphere (bola angkasa), diperoleh dari perpanjangan garis Co
Busur (kalau menjelaskan sudutnya tidak memakai kata “garis busur”) pada posisi pengamat di o adalah sudut OPG.
Maaf, demi menghindari keruwetan penjelasan maka tulisan ini agak saya singkat dan saya (tidak menggunakan beberapa istilah seperti Local Sidereal Time (LST) dan Local apparent solar time (tentu saja teman-teman yang bergelut di bidang astronomi sangat memahami kedua istilah tsb). Semoga tidak dipakainya kedua istilah tsb bisa sedikit memudahkan pemahaman tanpa menghilangkan makna sesunggunya.
Secara sederhananya, penentuan waktu di suatu tempat pengamat dipengaruhi (saya tidak memakai kata “didasarkan” karena penentuan waktu lebih didasarkan pada Local apparent solar time) pada besarnya Hour Angle antara lokasi pengamat dengan posisi matahari di langit. Hour Angle adalah sudut yang dibentuk antara suatu benda langit (misal matahari) dan zenith (posisi atas kepala) seorang pengamat, dimana kutub utara celestial sphere menjadi titik sudutnya. Untuk lebih mudahnya saya berikan contoh berdasarkan gambar di atas:
- Hour angle dari matahari terhadap Greenwich adalah sudut GPM
- Hour angle dari matahari terhadap pengamat di o adalah sudut OPM.
Pada gambar di atas dapat kita ketahui bahwa besar sudut OPM = GPM+OPM, dimana OPM merupakan busur dari pengamat di o dan GPM sendiri menunjukkan GMT.
Oleh karena itulah penentuan zona waktu dilakukan berdasarkan posisi garis bujur suatu wilayah (bukan garis lintang). Sedangkan garis lintang suatu lokasi lebih mengarah pada penentuan lamanya durasi siang (matahari bersinar) pada lokasi tsb (tulisan tentang ini mungkin lain waktu ya).
Selama satu hari (24 jam, sebenarnya lebih tepatnya 23 jam 56 menit) bumi berputar pada porosnya sehingga posisi matahari pada celestial sphere akan membentuk tepat satu lingkaran (yang disebut diurnal circle atau lingkaran harian). Mengingat 1 lingkaran adalah 360° dan satu lingkaran tsb ditempuh dalam waktu 24 jam (pendekatan dari 23 jam 56 menit) maka 1 jam pada satuan waktu diwakili 15° pada ukuran derajat. Dan setiap panjang garis bujur 15° ditetapkan sebagai satu zona waktu tersendiri, yaitu GMT+waktu tsb.
Oleh karena itulah Indonesia terbagi menjadi 3 zona waktu karena panjang wilayah Indonesia secara “membujur” barat-timur adalah 44°, sehingga 44° : 15° = 2,93 (dibulatkan menjadi 3). Sehingga “panjang” zona waktu Indonesia secara keseluruhan adalah 3 jam yang pada akhirnya menyebabkan zona waktu Indonesia dibagi menjadi 3 zona.
Lalu kenapa WIB memiliki zona waktu GMT+7? Hal tsb disebabkan karena ujung barat wilayah Indonesia terletak pada posisi 97° BT, yang berarti ujung barat wilayah Indonesia terletak sejauh 97° dari Greenwich. Mengingat bahwa setiap 15° ditetapkan sebagai satu zona waktu maka 97° : 15°=6,47 menjadikan WIB = GMT+7. Kenapa bukan GMT+6 mengingat 6,47 jika dibulatkan seharusnya menjadi 6? Tetapi karena 97° BT hanyalah ujung timur wilayah Indonesia dan sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah terletak pada posisi lebih dari 97° BT maka ditetapkanlah WIB = GMT + 7.
Untuk WITA dan WIT dapat dijelaskan dengan cara yang sama.
[Sekali lagi penentuan waktu BUKAN berdasar hour angle matahari dan lokasi, tetapi lebih berdasarkan pada Local apparent solar time. Adapun penggunaan hour angle adalah untuk menyederhanakan dan memudahkan istilah. Hour angle HANYA mempengaruhi, bukan MENDASARI]
Seri tulisan Matematika-Astronomi:
aarrrgghhh…matematika!!! *pusing*
mo jawab dulu. beda penduduk dengan wni adalah:
penduduk adalah orang yang tinggal di indo, tapi belum tentu wni. sedangkan wni ya wni. sekian…
btw pertamax yaaa
btw ini bukan thesismu khan?? *kabuuurrr*
knp ind. terbagi 3 zona waktu?? jwbnya takdir, pak!” hehe 😉
betul”
hehhhccc,,,
emm trus low yg antara WIB dan WIT selish wktu yg trjd 2 jam itu krnna uph,, eah..
h0h0h0hhcc
massa tkdir aggi
Salam kenal…(Indonesia)
Numpang promosi nih!
Ada yg mau kuliah dengan beasiswa? Belajar Wirausaha?
Main ke blog kampusku – Makasih ya!
Oh begitu, tho? Baru “ngeh” saya. Hebat-hebat, plok… plok…, tepuk tangan untuk pak guru.
Guru memang selalu hebat, pinter, cerdas. Makanya pantas digaji besar. Saya dukung guru-guru yang berdemo dan mengancam mogok mengajar demi menuntut gaji besar. Seperti yang tengah berlangsung di Jakarta itu.
PUYENG! tulisannya berat dan ga mumpuni buat otak geblekku
terlepas dari itu semua, saya tetap bingung, mengapa waktu singapura yang cuma secuil jaraknya dari riau, bisa sama dengan waktu bali yang jauh disana…
bener bener…kalo pake logika awam…emang aneh ….hahahaha
Karena Singapura lebih mengutamakan kepentingan bisnisnya dengan Hongkong, jadi akhirnya Malaysia ikut-ikutan juga… hehe… sementara Vietnam, Kamboja, Thailand, masih tetep aja setia… hehe….
yang kasian orang yang ada di perbatasan waktu.. mau pake waktu yang mana coba? hehehe
Hore! Saya sedikit paham (sedikit lho, sedikiiiiiitttt) 🙂
tapi ada beberapa negara walaupun bebeda lintang maupun bujur…. tetap sama waktunya (gak dibedakan)… 🙂
kalo indonesia mungkin jelas ya, karena emang negara kepulauan yg “panjang” wilayahnya, cuman saya aga heran, kok malaysia engga ya?
bukannya malaysia itu 2 pulau besar, dengan satu wilayah bisa di wilayah WIB, satu lagi di WITA, itu gimana?
apa karena kebijakan pemerintah aja yg menetapkan seperti itu?
jah… jadi ngerti deh *setelah 150 menit 21 detik baca bolak*
sering lewat WIB, WITA, ama WIT tapi ga tau teorinya, dan skr jadi dikit paham
maksih om
*btw salam kenal*
@cK:
Jawaban benar…1001 untuk cK.
Ssssttt jangan sebut2 kata “thesis” bikin pusing
@Wida:
Hehehehe…kenapa negara kita namanya Indonesia ya? Ah sudah takdir 😀
@ Kang Tutur:
Terima kasih atas informasi berharganya.
@Edogawa:
Hehehe masak kesejahteraan gaji naik jika ada demo dulu. Kapan pemerintah sadar ya hehehe
@Neo 49:
Lha kemarin pas bukan matematika gak mampir sini 😛
@IMCW:
Ya Singapura memang dikenal memiliki waktu yang ” salah”
Hal tsb lebih terkait kepada kebijakan politis (bukan ilmiah).
Standar waktu yang dipakai di Singapore sering berubah-ubah:
0 Jun 1905- 31 Dec 1932 : GMT+6 jam 55 menit
1 Jan 1933 – 31 Aug 1941: GMT + 7 jam
1 Sep 1941 – 15 Feb 1942 : GMT + 7 jam 20 menit
16 Feb 1942 – 12 Sep 1945: GMT + 7 jam 30 menit
13 Sep 1945 – 31 Dec 1981: GMT + 9 jam
1 Jan 1982 – sekarang: GMT + 8 jam
@Roffi:
Malahan untung Kang karena bisa memilih. Untuk waktu mulai dipilih waktu yang lebih lambat tetapi untuk selesai dipilih waktu yang lebih cepat hehehe akhirnya jam kantor lebih pendek. Tp kalau ada lemburan dan kerjaan banyak aturan bisa dibalik 😀
@Desti:
Tepuk tangan untuk Desti
@Arul:
Beberapa negara yang memiliki bujur berbeda, misal terletak antara 105 BT – 112,6 BT.
Seharusnya negara tsb memiliki GMT+7 (mengacu pada 105 BT) dan GMT+8 (mengacu pada 112,6 BT). Tetapi karena ” panjang” negara tsb hanya 7,6 (112,6 – 105) maka sangat mungkin negara tsb memilih hanya satu zona waktu.
Jadi penetapan zona waktu selain masalah ilmiah juga kadang dipengaruhi unsur politis (kebijakan suatu negara).
Contohnya pada jawaban saya untuk IMCW
@Pu!:
Yupz benar sekali, wilayah malaysia terbagi dalam jarak yang agak jauh.
Tetapi seperti jawaban2 saya di atas, penetapan zona waktu selain masalah ilmiah juga kadang dipengaruhi unsur politis (kebijakan suatu negara)
Dalam hal ini wilayah Malaysia barat mengikuti penetapan waktu Malaysia timur
Info lebih lengkap di sini: http://www.math.nus.edu.sg/aslaksen/teaching/timezone-old.html
@Almascatie:
Terima kasih kembali
Tambahan untuk Pak IMCW:
Saya temukan link yang khusus membahas zona waktu Singapura Pak, yaitu di
http://www.math.nus.edu.sg/aslaksen/teaching/timezone.html
Jdi inget pelajaran geografi SMA dan SMP…..trus inget guru-gurunya…..mas mau tanya nih, kenapa garis batas bujur 180 derajat jadi dasar penentuan hari yang beda?…klo nggak salah beda satu hari dan batas itu ada disekitar samudra pasifik…bener nggak c???
He..he..he…science lagi nih?!
anu kang, kalau saya berdiri tepat dititik P atau Q apa zona waktu masih berlaku?! bletak!!!
[***kabur sebelum ditipuk pakai penghaus pak guru***] 😆
Pernah dengar, ada usulan dari Ristek (kalo gak salah), untuk menjadikan Indonesia menjadi satu zona waktu saja, dengan WITA sebagai patokan. Katanya sih, perbedaan waktu itu salah satu sebab kenapa Indonesia Timur menjadi tertinggal dibandingkan Indonesia Barat. (nyambungnya di mana ya??). Ada yang punya info lebih valid??
iya niy, kacian yaa. saya yang di kalimantan timur harus nunggu satu jam lebih lama untuk nonton acara2 televisi…
@nude
*Siaran lansung konser musik jam 8 malam di Jakarta, di Ambon nontonnya jam 10 malam*
trus gimana mo disatukan? binun dah emang dah melewati perbedaan gitu sih, Info falidnya perasaan dah dijelaskan diatas deh hehehe
baru tau kalau zona waktu ada hubungannya dengan matematika.. guru matematika saya dulu ga pernah ngajarin ini nih..
karena klo terbagi jadi 4 waktu. tambah bingung…
kabur…
ehh.. anu pak, kalo para astronot yang diluar angkasa mereka menganut, zona waktu yang mana? atau ada zona waktu tersendiri?
maaf lho pak klo OOT
Kata temen yang berada di jerman sich, disana waktunya berubah setahun 2 kali. jadi kadang beda 5 jam , kadang beda 6 jam dari WIB, tapi disana semua jam pake teknologi atom, jadi semua jam set otomatis menurut waktu yang ditetapkan pemerintah,
nach gimana tuch caranya supaya Jam di indonesia bisa berubah otomatis waktu kita melewati masing2 zona yang ada di wilayah indonesia tercinta kita ini
@satu aja:
Hehehe saya tidak tahu kalau garis busur 180 menjadi batas penentuan hari yang berbeda (hehehe kuper nich)
Tapi kira2 secara matematis jawaban saya begini:
180 derajat kalau dikonversi menjadi jam adalah 12 jam (ingat kalau 1 jam —> 15 derajat). Sehingga pada area tsb waktunya adalah GMT+12 jam (secara matematis lho, bukannya politis :D). Nah selisih 12 jam inilah yang mungkin menjadi batas hari tapi kalau dipikir2 sehari kan 24 jam kok bisa berganti ya hehehe…
Kapan2 saya cari tahu tentang ini dech 😀
@Sugeng Rianto:
*lempar duit dulu*
Posisi P dan Q adalah posisi yang sangat istimewa karena tepat pada posisi tsb matahari akan bersinar penuh selama 24 jam atau bahkan tidak muncul sama sekali dalam 24 jam. Hal ini disebabkan karena pada posisi P dan Q latitude (lintangnya) adalah 0 sehingga durasi matahari terbit kalau tidak 24 jam maka 0 (kalau penentuan durasi matahari bersinar memakai lintang, bukan bujur). Lebih lengkap tentang hal ini silakan diintip di tulisan saya yang ini:
Selain itu posisi P dan Q merupakan pertemuan semua garis busur jadi zona waktunya tidak ada. Tetapi dari informasi yang pernah saya baca (maaf lupa linknya) untuk daerah2 yang mendekati kutub menggunakan daerah terdekat yang memiliki zona waktu
@nude (alias Pak Dee):
Maaf saya tidak tahu kalau ada usulan seperti itu. Tapi kalau dipikir2 memang penyatuan zona waktu akan menguntungkan dari segi politis.
Sangat mungkin memang perbedaan zona waktu tsb berakibat pembedaan daerah2 di Indonesia (secara emosional)
@the23wind:
Kalau gitu jam di rumah mengikuti WIB saja 😀
@almascatie:
Tetapi sebenarnya dalam hal ini (penentuan) zona waktu yang lebih berperan adalah faktor politis (kebijakan pemerintah) daripada faktor ilmiah.
Penyatuan zona waktu di Indonesia secara politis dan emosi sepertinya akan memberikan keuntungan walaupun dengan penyatuan tsb berarti telah “melanggar hukum alam” 😀
@Anker:
Sama Bli, guru saya juga dulu tidak pernah membicarakan hal itu. Dulu guru geografi saya hanya mengatakan bahwa garis busur berpengaruh terhadap waktu, tetapi beliau tidak menjelaskan lebih jauh.
@rd limosin:
Kalau dibagi 4 bagus tuch…apalagi pembagiannya tidak berjajar tetapi kanan atas, kanan bawah, kiri atas dan kiri bawah 😀
@Andalas:
Waduch saya tidak tahu hehehe…
Mungkin mereka memiliki zona waktu langit 😀
@Yudhie Ari Baskoro:
Benar Mas, kalau ada perubahan waktu dalam setahun. Perubahan tsb dikenal dengan nama Day Light Saving atau kadang ada yang menyebutnya Summer time. Pada day light saving ini waktu dimajukan 1 jam sehingga selisih Jerman-Indonesia yang biasanya 6 jam menjadi 5 jam
Day light saving biasanya dimiliki negara dengan empat musim tetapi saya pernah baca di suatu web site kalau Malaysia juga menerapkan DLS, tetapi tidak tahu itu sistem zona waktu Malaysia yang dulu atau sekarang. Mungkin ada teman2 lain yg punya informasi tentang ini.
Tentang jam atom memang mantap tuch
Paling seru kalau dari kalimantan ke jakarta, memang mak nyosss, maknyoss nya kenapa ?
kalo dari kalimantan jam 12, sampe jakarta jam 12 lagi, aseekkk nya, di udara seperi waktu berhenti yah….
kekekekek
[…] 13th, 2007 by deking Bagi yang belum membaca tulisan saya yang ini nich diharapkan membaca kisah tsb dulu. Kalau sudah selesai membaca kisah tsb silakan dilanjut membaca […]
Jadi ingat waktu kecil dulu .. seingat saya, sebelum tahun 1978, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah masuk dalam wilayah WITA .. trus, diubah menjadi WIB. Dan aku pikir itu tepat. Karena kalo ditarik garis lurus dari utara ke selatan Kalimantan Barat itu segaris dengan Jawa Barat – Jawa Tengah.
Soal 3 zona waktu itu karena ditetapkan pemerintah aja Mas. Kalo mau sebenarnya bisa aja disatukan jadi 1 zona waktu resmi ( seperti di RRC ), dengan WITA yang sekarang sebagai standarnya misal. Tapi kemungkinan penduduknya jadi nggak terbiasa dan mungkin akan masih memakai zona waktu tidak resmi (seperti di RRC juga). Bayangin aja kalo biasanya liat matahari terbit jam setengah enam waktu setempat, trus tiba-tiba setelah ada zona waktu standar yang baru, matahari terbit jam setengah tujuh. kan jadi repot! bisa sih, tapi (agak) repot..
Soal kenapa bujur 0 adanya di Greenwich, itu supaya International Date Line (IDL) tepat berada di samudera pasifik, di antara benua Asia dan Amerika. Sepertinya itu untuk mengupayakan agar suatu daerah yang berpenduduk hanya mempunyai kemungkinan untuk berbeda jam saja, tidak sampai berbeda hari. Bayangkan betapa repotnya kalo Jakarta dan Bandung berbeda hari. Jadi misalkan sekarang di Bandung jam 9 tanggal 13 Juli, trus di Jakarta jam 9 juga tapi tanggalnya 14 Juli. Wah, repot sekali!!
btw, penjelasan saya diatas membingungkan gak ya? Saya menulis topik yang menyinggung IDL juga di blog saya yang artikelnya masih sedikit. Yaitu tentang suatu tempat di Bumi dimana matahari terbit dan tenggelam 2 kali dalam sehari. dimana coba…? Klik saja di blog saya. promosi…. 😉
salam kenal Mas Deking,
andre.
@Raffaell:
Berangkat dan sampainya sama2 jam 12 cuma buntutnya saja yang beda hehehe… WITA dan WIB
@Erander:
Mungkin dulu memakai pertimbangan pulau ya Pak
@Andreas Sun:
Terima kasih tambahan informasinya Mas.
Ya benar Mas, seperti komentar tanggapan saya di atas:
Tetapi berhubung kebetulan bidang saya matematika maka saya hanya menyoroti sisi matematika (astronomi) nya saja
Salam kenal juga mas
m tanya nih, kenapa dalam pembacaan koordinat ada tanda ‘ dan ” yaitu menit detik, kenapa menggunkan tanda tersebut??????
Pantesan saya suka telat, jadi ada teorinya gini ya…
Jadi teringat perjalanan Ketapang-Gilimanuk. Serasa pindah negara euy, padahal cuma nyebrang beberapa puluh menit saja. Lagian itu banyuwangi, maksa banget jadi WIB 😀
argh.. pusing bacanya….
btw it’s a very nice info
Ini thesis pak Deking ya ?
Eh, sudah ditanya tadi ya ?
Sengaja biar pak deking tambah Pusing…
#Ternyata aku sadis juga#
Pusing karena mikir bagus pak, itu artinya benar2 mikir …
Kalo saya dulu waktu Skripsi S1 pusing juga, tapi bukan karena mikir, malah karena ngBlog mlulu…
Lah, akhir tahun 90 an waktu itu memang sudah ada blog ya? Yah, ketahuan deh bo’ongnya. Maksudnya karena maen mlulu … 🙂
Pak Deking apa ada jam otomatis yg waktunya menyesuaikan sendiri dengan lokasinya … berarti dibutuhkan sensor yg dapat mendeteksi zona waktu tempatnya berada…
Semoga pak deking tambah pusing…
#Balas dendam karena waktu saya mbaca postingan ini juga jadi pusing#
🙂
Belum lagi peraturan ‘Daylight Savings Time’ di negara2 Eropa, Amerika Utara dan juga Australia, di mana waktu lokal dimajukan 1 jam pada saat musim panas (biasanya mulainya malah waktu musim semi dan berakhir pada musim gugur). Semua itu ‘mengobok-obok’ peraturan standard time menurut kaidah ‘astronomi’ hanya untuk kepentingan ekonomi dan politik!
saya justru tahu tentang sejarah 3 zona waktu dan beda waktu di Asia Tenggara justru karena membaca majalah Playboy Indonesia versi perdana. bisa ditilik dari sana.
met kenal…
jangan bilang kalo uda balik dari blanda berubah wujud jadi guru geografi… hahahahaha… 😀
btw bang, baca komen2 diatas ada yg soal penentuaan hari yah? kalo ga salah inget c,,, emang di 180 derajat tapi tepatnya di pertemuan dua garis bujur (pertemuan BB n BT)… saia salah gak ya? ,,, saia bumi itu bentuknya kaya’ bola secara 3 dimensi kalo satu dimensi nha lingkaran, lingkaran itu kan 360 derajat (bener ga?)… kalo liat di globe kaya’na ada 180 derajat BB n 180 derajat BT yang berhimpit entah dimana ga tau tempatnya… jadi totalnya 360 derajat kan? yang BT itu dari garis Greenwich ke timur, yang BB dari garis Greenwich ke barat… oiya 360 dibagi 24 masih tetep 15 kan???? nha mungkin kaya’ bgini yah… kalo tiap jam selisihnya 15 derajat, kalo 24 jam kan 360 derajat??? kalkulator otak saia bener ga ya?
Kang, masalah 1 zona waktu sepertinya akan sulit membiasakan diri. Ini menyangkut berbagai aspek kehidupan.
Dalam hal pendidikan misalnya, di daerah tertentu masuk sekolah jam 7 pagi masih seger, sementara di tempat lain udah panas. Kalo disesuaikan dengan kondisi “pagi-siang-sore-malam” kayaknya ada yg aneh.
Demikian juga saat puasa.
he…he..he…nggak papa nggak usah dicari…nanti malah bikin thesisnya tertunda lagi…he3x
Ndheeee………..
Kalau sederhananya dulu pernah baca di buku geografi, zona waktu itu dibagi setiap beberapa derajat bujur timur/barat gitu…
*masih bingung*
Ok, mas aku dah nemuin jawabannya…..Klo bujur timur khan tiap 15 derajat + 1 maka 180 derajat BT = GMT + 12, sedangkan klo bujur barat tiap 15 derajat – 1 maka 180 derajat BB= GMT – 12 maka perbedaan antar keduanya jadi 24 jam yaitu sehari….walo dalam satu area yang sama…..
misal jika di GMT pukul 1 pagi (misal tgl 1 januari 2007) , maka 179 BT pukul 1 siang (13.00) tgl 1januari 2007 tapi di 179 BB pukul 11.00 siang hari sebelumnya tgl 31 Desember 2006…
Bener nggak mas?!!!!
Alhamdulillah, nambah lagi ilmu yang bisa dipelajarin makasih ya..
tapi sebenarnya sich masih bingung banget..
sama
bagaimana pembagian wib, wita, wit indonesia berdasarkan bujur?trus knp bali masuk wita?
saya sukaaaaaaaaaaaa….banget artikelnya. saya mengerti kenapa negara kita yang wonderful and beautiful ini memiliki 3 zona waktu. Agak ribet emang waktu pertama kali baca, tapi semakin dibaca semakin ngerti.and artikel anda bantu saya mengerjakan tugas.trims yaaaaaaaaaa…maju teruuss
aku mau nanya…
kenapa sih harus greenwich yg jadi pusat penentuan waktu?and kenapa greenwich terletak pada bujur 0 derajat?
Masih Bingung Ah……!!!!! Kira-kira konohagakure letak astronomis sama geografisnya apa ya?????
Pada masa Islam berjaya di muka bumi ini, di Cordova dan Baghdad sebagai dua pusat kekhalifahan. Astronom2 Muslim telah membuat peta dunia dan menentukan bujur 0 derajat melalui Kota Mekah. Saat Dunia Islam mengalami kemunduran dan terjajah hampir seluruh wilayahnya, maka Eropa berjaya dan dengan leluasa mengganti posisi 0 bujur tsb ke wilayah mereka. Ingat, sejarah itu milik penguasa. Siapa yg berkuasa dialah yg menentukan ceritanya sejarah.
Salam. 😎
aku mau nanya nih….
mengapa wilayah indonesia bagian barat dinyatakan dgn WIB =gmt+7 jam bukan WIB=GMT- 7JAM?
makasih
thank you,,,,because it’s…..I can answer my teacher questions………..
mau nanyaa dngg …. ,, manfaatnya kita tau pembagian waktu d indonesia pa c ????? ,, thx 4 reply ….
Terima kasih, infonya…..Salam Sukses….
sekarang saya jadi ngerti ,,
makasih infonya !
Makasih ya infonya 😀
penjlasan yg bagus jdi saya mengerti knpa indo terbagi 3 zona waktu.
1 lgi ilmu yg say dapat…
kasih tw dund jawabannya
jika di greenwich menunjukkan pukul 03.00 wita pukul?
Indonesia terletak di:
97° BT – 141°BT
91 – 105 BT = GMT +7
106 – 120 BT = GMT +8
121 – 135 BT = GMT +9
136 – 150 BT = GMT +10
Indonesia seharusnya ada 4 zona waktu…?
Benar sekali, tapi beriita terkini, akan ada penyatuan menjadi 1 daerah waktu Indonesia bagian tengah GMT + 8…… bgmn ini?
umbling puspa gapuraning praja
intinya apa???????????????
apa manfaat mengetahui perbedaan waktu d indonesia?! 😉 🙂 8)
ya jadi tau mas…klo mau berurusan ma rekan di papua enaknya kontak2nya jam berapa…
pada kalimat awal, “Secara geografis, posisi Indonesia pada bola bumi ini terletak pada koordinat 6°LU – 11°LS dan dari 97° BT – 141°BT” bukan nya secara Astronomis, atau memang geografis y?
betul t secara astronomis…
yang saya minta adalah indonesia bagian barat dengan bagian timur berapa jam?
yang punya web ini siapa?
penyimpangan terhadap meridian zona waktu (offset gmt dalam jam dikali 15 derajat busur, contoh WIB = +7*15 = +105 = 105 BT = banten) lihat aja gan, warna sumatra bagian barat/utara merah, itu tandanya zona waktunya harusnya GMT+6. 4 zona menurut ane lebih pas
bingung mau jelasin ke depan kelas tentang bahasan ini… 😦
help me..