Jangan khawatir, ini bukan tentang matematika kok 😀
Saya pertama kali mengetahui ungkapan “be good or be gone” kalau tidak salah sekitar tahun 1994 ketika saya masih duduk di bangku SD. Pada jaman itu ada suatu kontes musik antar negara asia tenggara yang namanya Asia Bagus dimana kontestannya berasal dari negara-negara di Asia tenggara. Beberapa artis jebolan Asia Bagus di antaranya adalah Krisdayanti, Denada, Rio Febrian (kalau gak salah Rio memenangkan grand final Asia Bagus yang diselenggarakan di Bali waktu itu), Widi AB 3 dan lain-lain.
Nah, saya ingat di kontes Asia Bagus tersebut pernah ada seorang kontestan yang menyanyikan lagu berjudul “Be good or be gone”. Tapi maaf saya tidak ingat siapa penyanyi asli lagu tsb karena waktu itu saya langsung tertarik hanya dengan judul lagunya saja. Saya juga tidak tahu apakah lagu “be good or be gone” yang dinyanyikan oleh Fionn Regan adalah merupakan hasil recycle dari “be good or be gone” yg saya dengar di Asia Bagus, maklum namanya juga anak SD di desa (tempo dulu lagi) yang tidak bisa bahasa Inggris sehingga tidak tahu seperti apa isi lirik lagunya. Pokoknya saat itu saya hanya tertarik pada judul lagunya saja…entah kenapa…saya tidak tahu apa alasan ketertarikan saya waktu itu padahal saya tidak paham bahasa inggris, yang saya tahu waktu itu “good” artinya bagus dan “gone” waktu itu yang saya pikirkan artinya sama dengan kata “go” alias pergi.
Sekali lagi saya tidak tahu kenapa saya tertarik dengan ungkapan tsb, tetapi yang jelas sejak saat itu saya menggunakan “be good or be gone” sebagai salah satu prinsip hidup. Busyet….anak SD bicara prinsip hidup hehehe…
Yang jelas saya langsung menggunakan prinsip “menang atau atau pergi”….”berhasil atau malu”…
Saat itu saya langsung terpacu untuk selalu berusaha semaksimal mungkin bisa mencapai “kemenangan”, saya tidak pernah mau untuk menjadi seseorang yang harus “pergi”. “Pokoknya “be good or be gone” dulu benar-benar menjadi salah satu aditif bahan bakar kehidupan saya. Terus terang saja “be good or be gone” sudah beberapa kali menyelamatkan saya dari kekalahan (maaf saya tidak membicarakan faktor Tuhan karena yang namanya faktor Tuhan menurut saya tidak perlu diperdebatkan karena Tuhan bagi saya sudah bersifat mutlak).
Sebenarnya sejak saya sekolah di STM saya sudah menyadari kalau prinsip tsb tidaklah tepat. Hidup ini tidak sesempit itu yang hanya dinilai dari “benar-salah”, “hitam-putih”. Tidak akan ada pelangi yang indah jika kita hanya memiliki dua warna, begitu juga dengan hidup kita. Hidup kita tidak akan dihiasi “pelangi” jika kita memandang hidup ini hanya dari dua sisi. Tidak akan ada musik yang indah jika kita hanya memiliki dua nada.
Dalam matematika saja tidak hanya mengenal aljabar boolean saja yang hanya memiliki dua pilihan…benar-salah atau dalam kode digital dipakai istilah 1 dan 0. Matematika juga mengenal suatu keberagaman pilihan, yaitu melalui fuzzy logic.
Tetapi ironis sekali…walau saya menyadari bahwa prinsip saya tidak tepat tetapi saya tetap mempertahankan prinsip saya tsb sampai selesai kuliah. Saya selalu saja takut gagal, saya selalu ingin menang. Jujur saja prinsip itu memang telah membantu saya meraih banyak “kemenangan” tetapi sejujurnya juga prinsip tersebut telah menjadi rayap-rayap dan juga korosi yang menggerogoti mental ini. Ya…mental saya pada akhirnya menjadi sangat lemah…
Saya takut akan kegagalan dan saya tidak siap menghadapi kegagalan padahal suatu saat sangat mungkin saya mengalami yang namanya kegagalan, terus terang saja seringkali saya merasa Tuhan terlalu sayang kepada saya karena bisa dikatakan belum pernah saya mengalami kegagalan mulai dari sekolah-kuliah sampai bekerja. Tapi sebenarnya sayalah yang terlalu buta dan terlena karena sesungguhnya Tuhan sedang menguji saya melalui nikmat-nikmat-Nya, bukan melalui cobaan-cobaan-Nya. Betapa bodoh dan lemahnya saya yang tidak bisa menghadapi ujian yang diberikan Tuhan, padahal segala kemenangan hanyalah milik Tuhan. Suatu saat teramat sangat mungkin akan saya alami suatu kekalahan (walau jujur saja saya lebih memilih suatu kemenangan).
Teringat kisah zaman Nabi tentang seorang sahabatnya yang pada awalnya sangat rajin beribadah ketika miskin, tetapi ketika doa Nabi Muhammad dikabulkan Alloh dan sahabat tsb menjadi kaya yang terjadi adalah sebaliknya. Sahabat tsb bukannya semakin rajin beribadah sebagai ungkapan syukur atas nikmat Alloh, dia malahan menjadi menjauhi Alloh karena sibuk dengan segala hartanya. Hal tsb sebenarnya menunjukkan betapa ujian yang berupa nikmat itu tidaklah ringan, seringkali manusia bisa menghadapi ujian berupa musibah tetapi dia gagal mengalami ujian berupa nikmat. Dan… ternyata saya pun demikian, saya telah terbutakan dan terlena oleh semua “kemenangan” yang Alloh berikan. Sekarang yang bisa saya lakukan adalah sekadar berusaha meningkatkan diri dari sekadar sadar menuju perubahan diri. Saya ingin menjadi hamba yang kuat yang bisa menghadapi ujian kenikmatan maupun ujian kesusahan (musibah).
Ya saya sekarang tidak hanya akan mencoba belajar tentang makna kehidupan saja karena ini lebih mengacu pada teori saja tetapi saya juga akan selalu berusaha untuk mempraktekkan teori itu siap menghadapi kehidupan ini …apapun itu. Saya sadar…sepenuhnya sadar kalau bagaimanapun juga hidup ini penuh dinamika. Bahkan hari pun tidak selalu malam (kecuali di daerah2 tertentu ya 😀 ) … musim pun senantiasa berganti. Perubahan dan pergantian dalam hidup itulah yang membuat hidup kita ini menjadi indah. Perubahan dan pergantian itu jugalah yang membuat diri kita menjadi kuat…
Be good or be gone?
I don’t think so…we will never be good if we are gone and we will not be gone although we are not good …
Apalah artinya kita menang jika kita lemah karena kelemahan tsb justru akan membuat kita jatuh walau hanya oleh suatu kekalahan yang sangat kecil. Tetapi jika kita kuat maka kita suatu saat pasti akan meraih suatu kemenangan.
hola..
good point, and there’s no reason to be affraid of failed.. good luck!
setuju banget, pak!
btw, soal blog saya yg sekarang jadi gampang diakses, itu karena saya pindah webhost server. ya gitu deh, banyak tmn yg komplain, mereka bilang buat ngebuka aja butuh setengah jam. ga ada hubungannya sama logo female kok, pak 😀
Waw…Nice articel…
Makasih banyak mas, tulisanmu pas banget menohok saya saat ini.
Mmh…udah lama ga pedekate lg sm DIA. T_T
Betul. Thanx mas…nice word di setiap kalimatnya.
^^v
Apalah artinya kita menang jika kita lemah karena kelemahan tsb justru akan membuat kita jatuh walau hanya oleh suatu kekalahan yang sangat kecil. Tetapi jika kita kuat maka kita suatu saat pasti akan meraih suatu kemenangan
waw…agak sulit dicerna pada awalnya, tapi Top markotop sesudahnya
Masyallah :D.. Iya, Top Markotop Tap Temantap
“salah satu aditif bahan bakar kehidupan saya”. Bagian ni saya setuju banget. Gue banget gitu lo (tapi itu dulu… Lho kok???! hehehe :p )
cK…cK…ckK!
tetap optimis !!
waaa, makasih nasehat berharganya niy
fuhh….lega *ngelap keringet dingin*
aniwey, bener tuh…gada salahnya utk nyoba..biarpun jelek..bukan berarti hrs “gone”..
we juz have to make it better and fix it…
thats the point of struggling hard in life, right? 🙂
sebuah pengalaman yang bisa menjadi renungan…:)
mirip kayak quote ini “now or never”.
btw bijaksana-nya keluar nih
tumben, abis kejedot apa pak??🙄inspiring article…. 🙂
untuk point keseluruhan saya setubuh pak!!!
tapi saya pernah denger quote
itu gimana ya pak? apa konotasi ‘kuat’ nya beda?
harusnya be good or be bad
there’s always be good…. there’s always
ada hitam, ada putih… ada juga yang ditengahnya yaitu abu-abu…
rata2 manusia ada di batas abu2… kadang bisa baik kadang juga buruk.., tergantung kecenderungannya…
kalau disuruh milih ya mestinya milih putih (baik/bersih), tapi “pengaruh” dari luar membuat manusia itu “menyimpang” dari jalan yang seharusnya, yaitu putih…
okey, lanjuuuttt….
Sikap ingin menang bagus kok, asal di barengi dengan sikap tidak takut gagal, dan akhirnya sikap berserah diri. Pasti jadi top deh.
Kalau di perusahaan saya begini:
If better is possible, good is not enough
Asia bagus?? kapan ya?? kyk pernah denger??
Waww.. asli teringat dengan teman pas SMP yang juara kelas, motto-nya itu, nomor satu atau tidak sama sekali…kesannya ambisius ya?
@ danalingga
setuju 🙂
@Akbar, Venus, Ai, Chiwi:
Yupz…thanx
@Ichsanmufti:
Iya dulu mas, karena dulu saya hanya ingin menang tetapi tidak siap untuk kalah. Sekarang saya tetap ingin mencapai kemenangan tetapi tetap siap untuk menghadapi kekalahan
Ya gampangnya si kerdil hati ini ingin berbenah diri 😀
@Kampret, Nayz, the23wind:
Thanx
@9race:
Cuma kadang rasa takut akan kegagalan tetap datang
@IMCW, cK, Arul:
Terima kasih
@Andalas:
Wah saya tidak tahu quote itu (maklum kuper hehehe) jadi saya tidak tahu apa makna kuat dalam quote itu.
Seandainya kuat dalam quote itu bermakna kuat secara fisik, otak dan kekuasaan maka jelas lain dengan definisi kuat yg saya maksud, yaitu kekuatan mental.
Tetapi jika yg dimaksud quote itu adalah kuat mental maka saya tidak setuju dengan quote tsb.
Bagi saya kemenangan membutuhkan yang namanya kekuatan mental. Kita mungkin bisa mencapai kemenangan tanpa kekuatan mental tetapi itu menurut saya adalah kemenangan semu karena tanpa kekuatan mental kita akan mudah rapuh.
Sedangkan dengan kekuatan mental (dalam bentuk kegigihan-semangat pantang menyerah) maka kita akan bisa mencapai kemenangan. Coba seandainya Thomas A Edison tidak gigih, maka dia tidak akan menemukan bola lampu.
@Roffi:
Bagaimana kalau be good or be the best 😀
@Raffaell:
Itu juga bagus. Cuma saya sekarang ingin menjadi bagus tanpa takut gagal 😀
@Heri Setiawan:
Ya benar mas, kalau masalah keinginan kita semua mungkin ingin menjadi bagus tetapi banyak faktor yang bisa menghalangi keinginan kita tsb oleh karena itu kita juga harus siap menghadapi kemungkinan lain.
@Danalingga, Jejakpena:
Yup setuju…semangat berjuang tanpa takut gagal.
@Manusiasuper:
Wah mottonya motivatif banget tuch mas
@rd Limosin:
Asia Bagus adalah kisah tempo dulu
Good? i can do better!
menikmati kemenangan itu gampang, yang sulit adalah menikmati kekalahan.. 🙂
mmh.. jadi ingat dengan kebiasaan saya beberapa waktu lalu. Dulu, setiap harinya, untuk dinner, selalu harus dengan menu tertentu.. Kalau nggak ada menu itu, biasanya gak mau makan.. alias gak selera.. trus akhirnya ortu saya bilang..
Karena semuanya diciptakan, dihadirkan dan diberikan Allah SWT dengan maksud agar manusia bisa berkembang, grown up, dan semakin bijaksana. Karena tak satupun didunia ini yang hadir dengan makna ‘sia-sia’..
So, kenapa harus takut kalau suatu saat harus Good/Not Good.. atau Gone/Not Gone..
Semuanya selalu memiliki 2 sisi yang berbeda..
regards,
terima kasih sudah mengingatkan..
Ha…ha..ha…tiap manusia pasti punya kelemahan dan kekhawatiran sendiri-sendiri…tapi tiu gunanya manusia hidup…untuk selalu belajar dan terus belajar….bukan malah menjadikan lemah…ya itulah guna adanya lemah dan takut…klo di obat kayak vaksin gitu…sebenernya virus tapi dimasukkan ke tubuh kita biar kita klo ngadepin virus (baca masalah) yang serupa tapi lebih ganas kita sudah siap menghadapinya….ha#x..(-Sok bijak)….
Tapi lebih jos lag klo ada someone yang ada dideket kita yang bisa menguatkan kita saat kita lemah dan khawatir…(Rasulullah aj punya Siti Khadijah dan Aisyah)….Klo mas Deking punya siapa hayo??????….^_^
Bener banget pakujian yang berupa kemudahan jauh lebih menghanyutkan dan membuat kita tak sadar kalau kita telah menjauh dari-Nya
kayanya Ma harus mulai dari punya semangat juang dulu deh,, kalo ga takut gagalnya sih udah adaptasi,, 😀
halo salam kenal? barusan saya terbang keliling dunia [maya] benarkah deKing ada di kota TIEL – BELANDA? makasih
wah mas ari ngomongin apa sih ini?
abis kalah main togel ya?
makasih atas petuahnya…..
keberhasilan / kemenangan merupakan bauh dari kerja keras, sdkan kegagalan adalah kesuksesan yg tertunda atau jg bs cobaan dari yg maha absolut.
be good or be gone??
tajem juga tuh, klo dipake oleh yang berpikiran hanya dua sisi, takutnya bakal jadi was-was mulu’,,
ya ga sih??? 😛
sara yang masih kecil ini tidak bisa berkata banyak, 😛
tapi, berusaha untuk lebih baik itu kan hal yang baik??
iya toh??? 😀
kayaknya omongon sara OOT y?? haha 😆
masih yg tadi … belum ada yg baru bro?
@Immoz:
Lebih bagus lagi kalau bisa menjadi the best 😀
@Anker:
Nah ya itu masalahnya Bli, menikmati kekalahan itu sulit
@Ricki
Wah nasehat orang tua mantap banget tuch…
@satuaja:
Oh iya ya, jadi imun
Atau jangan2 kalau terlalu sering gagal akhirnya jadi merasa kegagalan itu sudah merupakan kemenangan ya 😀
@Anas:
Iya buktinya dokter gigi melarang kita banyak makan yang manis-manis hehehe…
@Ma:
Kalau sudah memiliki mental yang kuat (tidak takut menghadapi kegagalan) berarti sudah mantap tuch. Ayo semangat lagi…
@st. of darkness:
ya saya di Belanda, tapi di kota Utrecht
BTW sudah ada tulisan baru tuch. Di draft juga sudah siap lahir beberapa tulisan baru 😀
@anto:
Gimana kalah main togel, lha nyari penjualnya sampai capek gak nemu-nemu hehehehe
@harrysmk3:
Ah Kang Harry ini. Ini bukan petuah, sekedar berbagi kisah hidup
Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda…asal jangan keseringan menunda ya Kang 😀
@Sarah:
Berusaha untuk menjadi baik tidak saja hal yang baik, tetapi juga sangat baik 🙂
sayangnya semangat juangnya masih ngenes alias belom diasah pakDe,, 😛
jadinya Ma ga terlalu kompetitif,, sebenernya kadang kadang seneng juga,, tapi kesannya, ga punya cita cita gitu,, (menurut orang lain,,) 😦
Iya aja deh, pak. Karna emang iya, *Saya ngomong apa sih?!*
Tapi…beberapa org yg saya kenal, yg pada sukses2, kyknya menerapkan prinsip sejenis ini jg deh. Dan memang mereka selalu “di atas”, krn ushnya yg tdk setengah2. Gmn ya? Au’ ah! *bingung sndiri*