******Sekelumit Pengantar******
“Of all the species we’ve made contact with yours is the only one we can’t define. You have the arrogance of Andorians , the stubborn pride of Tellarites. One moment you’re as driven by your emotions as Klingons, and the next you confound us by suddenly embracing logic.”
Ambassador Soval and Vice-Admiral Maxwell Forrest
[Yang berwarna biru menunjukkan karakter dalam kisah Star Trek]
Kutipan di atas saya temukan secara tidak sengaja dari sebuah website yang sepertinya terinspirasi dari kisah Star Trek, dari namanya saja website tsb sudah berbau Star Trek yaitu Memory Alpha.
Secara kasar dan asal-asalan mungkin kutipan di atas bisa kita pahami sebagai berikut:
Dari semua spesies yang telah kami temui hanya (karakter) kalianlah yang sangat sulit kami pahami. Kalian memiliki arogansi seperti halnya (bangsa) Andorians, watak keras kepala seperti (bangsa) Tellarites. Suatu saat kalian dikendalikan oleh emosi layaknya (bangsa) Klingons, tetapi di waktu lain kalian membuat kami bingung dengan logika yang kalian terapkan.
Kutipan di atas menggambarkan karakter manusia yang lumayan kompleks
************Manusia***********
Sebenarnya siapakah makhluk yang bernama manusia itu?
Secara biologis manusia masuk dalam kingdom animalia (seperti komentar Bang Fertob di sini), kelas mamalia, ordo primata, genus homo dan spesies homo sapiens. Jika melihat fakta bahwa manusia masih dalam kingdom animalia maka sangat wajar jika banyak manusia yang bertingkah seperti binatang (tapi walau begitu saya tidak mau mengakui bahwa saya termasuk dalam keluarga besar binatang 😀 ). Walau katanya manusia masih dalam kerajaan binatang, manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar. Hal inilah yang membuat manusia memiliki akal dan pada akhirnya membedakan manusia (dengan akal) dengan hewan (yang tanpa akal).
Secara mentali, manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan perasaan (emosi), memiliki kesadaran (diri). Karena akal yang dimiliki (secara tidak langsung sebagai akibat perbandingan massa otak dengan tubuh yang relatif besar) maka manusia selalu menganggap dirinya sendiri sebagai organisme paling pintar. (definisi manusia versi wiki)
********Monodualisme Manusia********
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang monodualisme alias dwitunggal. Secara kodrati manusia mempunyai kemampuan berkehendak sebagai diri sendiri yang pada akhirnya manusia menjadi makhluk yang individual. Tetapi pada saat yang bersamaan, pemenuhan berbagai macam tuntutan manusia sebagai individu tidak dapat lepas dari faktor eksternal yang berupa individu-individu lain. Hal inilah yang mendorong berpadu dan bekerjasamanya manusia-manusia individualis dalam suatu komunitas, yaitu komunitas sosial. Jadi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
********Monodualisme Manusia Dalam Konteks Bilangan********
Lalu apa yang saya maksud dengan manusia dalam konteks bilangan?
Bilangan yang saya maksud dalam tulisan ini adalah bilangan asli (1, 2, 3, dst), tetapi khusus bilangan 1 akan saya simpan dulu. Semua bilangan asli pasti memiliki faktor (istilah gampangnya pembagi yang menghasilkan bilangan bulat, bukan pecahan). Untuk bilangan asli lebih besar dari 1 pasti setidaknya memiliki 2 faktor, yaitu 1 dan dirinya sendiri.
Contoh:
- Faktor dari 2 adalah 1 dan 2 (“diri” bilangan itu sendiri)
- Faktor dari 6 adalah 1, 2, 3 dan 6 (“diri” bilangan itu sendiri)
- Dan lain-lain…
Kenapa saya memberi penekanan pada dua faktor bilangan, yaitu 1 dan “diri” bilangan itu sendiri ?
Ya karena 2 faktor yang selalu dimiliki oleh setiap bilangan tersebut bisa menggambarkan monodualisme manusia.
#) “diri” bilangan itu sendiri —-> Manusia sebagai makhluk individu
Adanya faktor yang berupa “dirinya sendiri” tsb jika (secara paksa) saya tarik benang merah ke dalam konteks ke-manusia-an (bukan kemanusiaan ya) menggambarkan manusia sebagai diri manusia itu sendiri, yaitu manusia sebagai makhluk individu. Setiap bilangan yang berbeda pasti memiliki faktor yang berupa “dirinya sendiri” yang berbeda pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya setiap individu manusia berbeda dengan individu-individu yang lain. Adanya kemiripan antara beberapa individu tidak menunjukkan bahwa pribadi-pribadi tsb sama, melainkan hanyalah mirip.
Jika saya tarik ke dalam konteks bilangan maka kemiripan antara beberapa manusia hanyalah karena ada faktor lain yang sama.
Contoh:
Pribadi “6” mirip dengan pribadi “12”.
Kemiripan tersebut tidak menunjukkan bahwa 6=12.
6 dan 12 tetaplah individu-individu yang berbeda, tetapi mereka memiliki beberapa faktor yang sama yaitu “3” dan “6”. Lho berarti pribadi “6” merupakan bagian dari pribadi “12”? Ya mungkin hal inilah yang menggambarkan bahwa sebenarnya banyak manusia yang tidak bisa sepenuhnya merdeka karena mereka selalu berada di bawah determinasi manusia-manusia lain.
Sekecil apapun itu, pasti manusia akan terpengaruh atau bahkan berada dalam “kekuasaan” manusia lain.
Contohnya anak kecil yang disuruh diam ketika menangis, itu artinya sang anak tsb tidak sepenuhnya merdeka.
Apakah ada pribadi yang sepenuhnya merdeka secara utuh? Hmmmm…menurut saya tidak karena bagi manusia yang percaya pada suatu paham tertentu (entah agama atau hal lainnya) pasti mereka akan terikat pada manusia lain, setidaknya manusia pembawa pesan Tuhan (bagi komunitas agama) atau manusia penyebar paham tertentu (bagi komunitas lain).
Tapi yang jelas banyak pribadi yang merdeka dari beberapa pribadi tertentu.
Contohnya pribadi “3” merdeka dari pribadi “7”. Kenapa?
Karena antara pribadi “3” dan pribadi “7” hanya memiliki satu faktor yang sama yaitu 1 yang merupakan ikatan komunitas sosial.
#) 1 —-> Manusia sebagai makhluk sosial
Setiap bilangan pasti setidaknya memiliki satu faktor yang sama, yaitu 1. Hal ini menunjukkan bahwa setiap bilangan diikat oleh faktor 1 tsb. Nah keterikatan inilah yang menunjukkan adanya ketergantungan manusia individu satu terhadap manusia individu yang lain sehingga pada akhirnya membawa manusia-manusia tersebut pada suatu ikatan yang disebut komunitas sosial. Jadi faktor 1 melambangkan manusia sebagai makhluk sosial.
***************************
Sepertinya ada satu yang ketinggalan, yaitu bilangan “1”. Bilangan “1” hanya memiliki satu faktor, yaitu 1 sebagai dirinya sendiri. Nah bilangan “1” inilah satu kesatuan komunitas sosial manusia.
Tulisan iseng ini semata-mata hanya dari sudut pandang manusia biasa yang ngawur. Kalau aneh, mohon jangan diambil hati ya. Namanya juga tulisan iseng
ternyata manusia itu rumit ya…
jadi pusing bacanya
Hemm… menarik sekali, ah apa ini yang disebut mathematical philosophy? soalnya pasti terjebak dalam belantara tidak menentu ketika coba baca-baca philosophy.
terpengaruh dan berada dalam kekuasaan, apakah bukan dua hal yang beda?
tulisen iseng tapi ribet… 😕
sulit untuk dijawab secara tepat. karena manusia itu bisa dibilang saling terikat. adapun para pemegang faham individual yang berusaha untuk merdeka, namun terkadang nggak bisa sepenuhnya merdeka. masih ada sifat manusia yang merupakan mahluk sosial dan tidak bisa hidup tanpa manusia yang lain. seandainya pun individual, minimal mereka masih berkomunikasi dengan manusia lain. karena manusia itu diciptakan untuk hidup berkelompok.
betul sekali ^^
nggak usah jauh-jauh, saya ini masih dalam kekuasaan manusia yang bernama “orang tua” hehe… 😀
Ampun deh, berat bener ni artikel buat saya,,,, 😀
terus terang lagi-lagi saya nggak mudeng..:p
absen dulu ah.. .
pak guru kasih artikel super ringan nih…..
*lirik comment chika tumben ga ada hetrik?*
shiw? neo porty ?
@ almascatie
ini tulisan serius dan saya menghargai tulisan-tulisan serius. karena itu commentnya juga serius donk hehehe…
btw itu bukan siwi, tapi farid. mereka tukeran photo…
*sirik melihat keromantisan siwi & farid*
PakDe!! 😥
ga tau dari mana, ini nyambung banget ke bete-nya Ma sekarang,,
*mikir gimana nulisnya*
Hmm,,
*bingung* 🙄
Ntar deh PakDe kalo udah nemu kata katanya,, Ma tulis lagi,,
Faktor
juga menandakan adanya 1 Tuhan, penguasa Ilmu Pengetahuan 😆
ehm….ehm…(batuk nih mas-red)…..
itu jika manusia memberi nilai pada dirinya sendiri 1,2,3,dst….gimana kalo manusianya bukan bilangan asli tapi bilangan bulat (ada nol-nya-red)……jadi inget filosofi manusia 1/0 = tidak terhingga (1= Allah SWT yang Mahaesa) dan bilangan dibawah tu ya kita manusia…..semakin kita memberi nilai pada diri kita maka semakin kecil nilai kita dihadapan-Nya….^_^
woooo
bisa mikir rada filosofis juga ya?
*ngakak
cari orang yang punya pribadi 3,7,11,13,17……..n
hu hu hu mereka sapa ya ?
kaciyan ya,,,,,,,
lumayan asyik dan “terlena” membacanya…. 🙂
misalnya, bilangan 8 adalah seorang manusia, maka faktor2-nya adalah 1, 2, 4, dan 8.
1, karena dimiliki semua bilangan, maka dianalogikan makhluk sosial
8, karena hanya dipunyai oleh dirinya sendiri, maka dia adalah makhluk individu
2 dan 4, bisa saja adalah homo religio atau homo politicus atau homo-homo yang lain….
*kasihan bilangan 1, hanya jadi makhluk sosial…* 🙂
itulah mengapa malaikat di suruh sujud di hadapan manusia karena kekompleksannya
kalau begitu, konsep satu negara dan satu pemimpin di dunia adalah MUNGKIN. walaupun tetap ada pribadi2 ‘merdeka’ (pemberontak??) seperti yang ‘opener’ sebutkan di atas.
OOT nggak sih omongan gua??
———————————————
BTW, kalau diforum ada istilah ini:
TS = Thread Starter (orang yang memulai/membuat topik)
kalau di dunia ngeblog, istilah yang sama dengan ‘TS’ apa??
Pak, tanya pak …
#Sambil ngacungkan tangan tinggi-tinggi
begini lho pak, hallo…
#Karena pak deKing enggak liat (lebih sibuk main2 laptopnya di depan kelas), langsung aja mngambil sikap berdiri
begini pak,
Bagaimana dengan konsep bilangan prima, apa bisa dikaitkan dengan manusia2 prima, jumlahnya kan sedikit, jadi manusia yg berkualitas prima juga sedikit.
Gitu boleh gak pak…
Ah, jangan2 saya lebih ngawur nih…
Tulisan khas deKing! nice.. 🙂
mumet kang 😛
@klikharry:
Ya, setelah membaca quote dari kisah Star Trek saya semakin menyadari kerumitan manusia.
@Cak Peyek:
Benar Cak, menurut saya dua hal tsb adalah berbeda. Oleh sebab itulah saya menggunakan kata bahkan.
Jadi menurut saya kata bahkan tsb menunjukkan bahwa “dalam kekuasaan” lebih akut dari “terpengaruh” (jika diibaratkan penyakit).
@cK:
ehm….tumben serius amat. Thanx ya hehehe
Yupz menurut saya hal tsb memang yang pada akhirnya berpengaruh terhadap pengurangan kemerdekaan manusia.
@Neo 49:
Halah, lebih berat tulisan ente.
@Senja:
Anu kok Mbak, intinya hanya mengatakan bahwa manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial 😀
@Almascatie:
Kok yang diambil quote ini:
hehehehe
Kalau membuat bingung itu berarti sedang menggunakan logika 😀
@cK:
Ah eneng ini emang baik bener 🙂
@Ma:
Lho sedang BT? Kenapa Ma…
Kalau sedang BT berarti Ma sedang seperti bangsa Klingons yang dikendalikan oleh emosi 😀
k’baca:
Benar memang faktor 1 bisa juga menunjukkan adanya kepercayaan terhadap Tuhan, tetapi sayangnya tidak semua manusia percaya terhadap Tuhan berarti hal ini bertentangan dengan faktor 1 yang dimiliki semua bilangan.
satuaja:
Tidak masalah kok Mas R hehehe
Tapi kalau begitu filosofi yang ada bukan filosofi bilangan, melainkan sudah filosofi operasi bilangan
Arya:
Wis kana ngurus KKN baén
Nayz:
Lho kok kasihan, justru bagus dunk karena manusia-manusia prima tsb adalah manusia yang memiliki kemerdekaan lebih dibandingkan manusia-manusia lain.
Kan faktor bilangan prima hanya ada 2
@Soccersting:
Setuju…tepat sekali.
Faktor-faktor yang lain (selain 1 dan diri sendiri) menunjukkan aspek2 dalam kehidupan manusia, seperti agama. Dalam tulisan saya juga secara implisit sudah menyebutkan adanya ikatan agama atau kepercayaan/paham lain.
ayahshiva a.k.a aribowo:
Ya…tetapi kekomplekan manusia seringkali berakibat kacau hehehehe
Fendy Siamala:
Tidak OOT kok mas, malahan komentar Mas menarik karena bisa membuka “diskusi”.
Menurut saya sangat mungkin Mas. Tidak adanya faktor pengikat lain selain satu (contoh antara “3” dan “7”) memang sangat mungkin menimbulkan perselisihan yang bisa berujung pada pemberontakan.
Herianto:
Kalau saya lebih menganggap bahwa bilangan prima menunjukkan manusia yang memiliki kemerdekaan lebih karena bilangan tsb memiliki lebih sedikit common factor dibandingkan bilangan lain.
Desti takodok:
Sudah lama gak nulis yang ginian kok rasanya kangen 😀
Antogirang
Lewih mumet nggawe gambar nTo 😀
wah mumet bro.. jangan bahas matematik ya di Gent.. bantuin statisitik sajah
yeah….tapi pak deking . yang faktornya 2 itu keterikatanya dengan yang lain cuma satu.kaciyan dunk.ha ha ha
lha kok merdeka ?
kalau yang keterikatan dengan yang lainya banyak malah yang menurut saya asik . gimana tidak ,ada suatu persamaan yang mungkin bisa berarti satu ideologi, satujalan ,seiya sekata pula. enaknya lagi disitu bisa saling mengontrol diri.asal masing-masing itu pengaruhnya positif pula.menurut saya sih.he-he
*clingak-clinguk*
Nah kalo di kehidupan manusia sendiri, ‘faktor’ itu berupa apa?? 🙄
anu, numpang tanya, kenapa angka 0 (nol/kosong/hampa) ga disebut-sebut ya?!
Memang tidak memiliki nilai, cuma kalau ditambahi dibelakang angka yg bernilai, tentu lain cerita.
**waduh, ngomongin apa seh aku ini**twing!, ditendang empunya blog 😆
@Naiz:
Nah asyik tidak asyik suatu kemerdekaan kan sangat bersifat personal. Tetapi setidaknya mereka sudah mempunyai ikatan berupa faktor “1” itu, yaitu disatukan oleh komunitas sosial.
@Purmana:
“Faktor” itu sudah saya sebutkan dalam tulisan saya, yaitu mungkin saja faktor2 tsb berupa agama (bagi yang beragama) ataupun paham-paham/aliran-aliran lain (bagi yang menganutnya).
@Sugeng Rianto:
Memang nol tidak saya masukkan dalam definisi bilangan dalam konteks ini. Ya seperti sudah mas Sugeng sebutkan…nol jika berdiri sendiri tidak memiliki nilai, walaupun nol tetaplah penting.
Dalam hal ini “nilai” dan “penting” menurut saya adalah hal yang berbeda.
Jadi saya tidak memasukkan nol karena secara mandiri nol tidak memiliki nilai.
Bahasan soal manusia itu memang luas, dan memiliki kompleksitas yang sangat tinggi….. lalu kenapa judulnya monodualisme ya…. ?
Kalau bilangan pecahan atau desimal, melambangkan manusia apa ya? 😀
Omong-omong ini postingan science apa science fiction nih!! 😀
masih tetap menggunakan quote yang sama
yups karena angka 1, meneruskan teori kang deKing setidaknya walaupun dibagi dengan angka berapapun atawa dibikin grafik ga akan pernah mendapat angka nol… so akan terjadi kemungkinan2 lain yang muncul dari angka 1 ini sesuai dengan quote diatas…. ga akan pernah berakhir dengan hampa selalu dinamis mengikuti kondisi lingkungan maupun diri sendri.
ini membuktikan manusia itu makhluk yang iseng hahahaha ^_^ we all do. nice post, mengexplore satu hal dari sudut berbeda. honestly, gak mudeng nih hehehe. nevermind ^_^
Mungkin anda tertarik untuk bergabung – berpartisipasi dan berkontribusi ❓ Anda termasuk ahlinya!
Ditunggu – Merdeka 😆
“Nah keterikatan inilah yang menunjukkan adanya ketergantungan manusia individu satu terhadap manusia individu yang lain”
angka satu angka kunci…. hmmm samakah seperti ketergantungan pada Yang Maha Tunggal? dan juga angka satu memberi kunci pada angka2 lainnya … inikah hakekat sosialnya? waah ilmu baru mas… mantaps!
udah yang mudah aja
akar seratus dikurang sepuluh berapa?
he..he..
nol is dead…
*jd ktularan bingung nih* 🙂
saya memang tidak cerdas untuk memahami ini,.cuma inget flim strak trek kalau melihat klingon dsb..
Klik disini
atau
disini
kalo orang dengan sifat individu ‘prima’ : 1, 2,3, 5, 7 dst berarti kemiripan dengan individu lain dikit ya, karena cuma bisa dibagi sama angka itu dan 1. mungkin termasuk orang nyeleneh, hehe.
*jadi ikut2an mikir angka nih, hehe he..*
jadi inget ini … 😆
numpang pamer avatar dari blog temporary
# Roffi:
Sip Kang…dijamin aman 😀
# Raffaell:
Karena saya hanya spesifik membahas monodualisme saja kok Bang
# Yari NK:
Kalau bilangan pecahan menurut saya tidak menggambarkan sosok manusia itu sendiri, melainkan menggambarkan perbuatan manusia mengingat adanya suatu operasi yang terkandung dalam bilangan tsb.
# Almascatie:
Secara idealis memang manusia seharusnya menjadi sosok yang dinamis tetapi pada realita yang ada seringkali manusia hanya berhenti…statis pasrah pada suatu keadaan
# IPA satu community:
Heheheehe iya manusia memang iseng
#Persiapan:
Saya jadi rakyat saja dech
#Kurtz:
Memang bilangan 1 bisa dikaitkan dengan Tuhan, tetapi sayangnya tidak semua manusia mempercayai adanya Tuhan
#Klikharry:
Hehehehehe….
#Afcell:
Nol is dead? Jangan nambahin bingung dunk 😀
#Iman Brotoseno:
Dari Star Trek yang masih saya ingat malahan hanya Alpha saja 😀
#Sagung:
Terima kasih atas tambahan ilmunya, saya sudah baca 🙂
#Macanang:
Bisa nyeleneh…tapi saya anggap lebih merdeka saja 😀
#Luna Moonfang:
Syukur kalau jadi ingat hehehehe
#cK:
Maaf, tidak suka cokelat 😀
pusiang! yay! huehehe…
Artinya ga bisa hidup sendiri(an) dong …
… ikatan … Perkawinan … paling ini maksusnya yah *gaya Tellarites, mode ON*
Sudah, cepetan berangkat ke pelaminan sana … 🙄 *ngeloyor ngiming-iming nggol senggolan*
[…] memiliki kemampuan lainnya untuk membahas seperti misalnya faktor sosial budaya, geografis/geologi, matematis, ideologis, dan lain […]
hadaaaah…
berat Pak De…
sebenarnya manusia g’ rumit…hanya manusia sendiri yang memperumit….
segini iseng ya pa?!
*sambil geleng2 sambil garuk2″
klo baca tulisan2 bapa harus dinaekan dulu IQ saya soalnya suka ga nyampe 🙂
manusia emang rumit!pantesan dulu saya pernah mo buat account trus di status ada ada pilihan single, married dan complicated. nah ga tau tuh maksudnya apa!?
salam kenal ya pa
tulisannya keren2 euy…….
[…] September 18, 2007 Sebagai manusia sosial kita memang dituntut untuk berinteraksi dengan manusia yang lainnya, saling tolong-menolong, saling menasehati. seperti yang tertulis disini […]
aduhhh apaan nie… jd ngak ngerti nie…
kta kok disamain ma binatang sihh
pakk deee
yang bener aj..dongggg
waHHh…
walopun artikel ini udah tergolong lama…
tapi saya tetep ingin berterimakasih..
karena, Ini bisa saya jadikan referensi mengenai paper saya mengenai manusia…
sekali lagii..
maturNuhun…
Brow,
Jdi Pengertian Monodualisme secara singkat itu apa?
Terus Tlong kasih tambahan mengenai monoprulalisme plesse