Sambil mengerjakan tugas kuliah secara rutin aku membaca detik.com, karena kecepatan updatenya maka detik.com menjadi salah situs favoritku untuk mengetahui berita-berita aktual.
Setelah membaca sekian banyak berita tentang IPDN, saya pribadi menarik kesimpulan bahwa sepertinya IPDN tidak perlu dibubarkan. Setelah membaca berita tentang IPDN, saya malahan menjadi iba dan kasihan dengan IPDN. Mengapa begitu banyak orang yang menyuarakan pembubaran IPDN?
Apakah kita semua tidak menyadari kalau IPDN ternyata hanyalah sekumpulan orang-orang cacat? Kenapa kita tidak bersimpati dengan IPDN?
Berikut daftar cacat yang diderita IPDN:
1. Tuna netra —-> BUTA
Para praja IPDN benar-benar telah buta, mereka malahan mendukung 7 orang pelaku penganiayaan terhadap Cliff. Kenapa mereka tidak memihak Cliff yang menjadi korban kekerasan? Di mana mata kepala dan mata hati mereka?
Kebutaan juga diderita oleh rektor dan para pengasuh IPDN. Mereka tidak pernah melihat rangkaian peristiwa mengenaskan…kekerasan yang berakibat kematian.
2. Tuna Wicara —-> BISU
Kebisuan ternyata tidak hanya diderita oleh para praja yang dengan “sabar dan tabahnya” tetap membungkam mulut mereka, kebisuan juga diderita rektor dan para pengasuh IPDN ketika ditanya tim evaluasi.
3. Tuna Rungu —-> TULI
Mereka….seluruh komponen IPDN tidak pernah mendengar erangan para praja yang disiksa.
Mereka….seluruh komponen IPDN tidak pernah mendengar suara kebenaran di sekitar mereka.
4. Tuna Grahita —-> CACAT MENTAL alias IDIOT
Mental mereka…seluruh komponen IPDN benar-benar sudah cacat, yang mereka miliki ternyata hanyalah mental menyiksa dan juga membunuh.
Tidak hanya itu…..ternyata mereka juga idiot dan tidak bisa mikir. Bagaimana tidak idiot karena walaupun tubuh mereka besar…walaupun usia mereka sudah tua tetapi ternyata pikiran mereka masih seperti anak-anak. Ketika direncanakan suatu penghapusan atribut dan kepangkatan pada seragam mereka, mereka merengek-rengek untuk tetap diberi seragam dengan alasan “Anak SD hingga SMA punya seragam. Kami pun ingin punya seragam.”.
Benar-benar mengenaskan mereka itu….berita tentang cacat mental itu silakan lihat di sini.
Melihat daftar cacat yang diderita seluruh komponen IPDN tersebut, sebaiknya IPDN tidak usah dibubarkan tetapi cukup diganti saja menjadi Sekolah Luar Biasa (SLB A sampai D).
Tetapi yang lebih mengenaskan adalah adanya upaya yang dilakukan aparat kita untuk menambah jumlah penyandang cacat. Dengan rekonstruksi yang dilakukan secara tertutup bisa dikatakan bahwa kepolisian berusaha membutakan mata kita semua dari suatu kenyataan.
Demikian coretan singkat di sela-sela kesibukan saya. Karena keterbatasan saya, maka hanya dengan tulisan singkat dan tidak bermutu seperti ini yang bisa saya berikan sebagai suatu bentuk dukungan terhadap revolusi yang sedang dilakukan seluruh anak bangsa.
Saya mohon maaf jika tulisan ini menyinggung beberapa pihak, penulisan daftar cacat tubuh tersebut sama sekali tidak saya maksudkan untuk menganggap rendah saudara-saudara kita yang benar-benar memiliki kekurangan tersebut. Mohon maaf kepada seluruh siswa SLB.
Setujuuuuuuu!!!!!!
Pertamax, keduax, ketigax, ke-empat-ax, dan kelimax deh.
Erangan = rintihan ya?
Ndak apa-apa, saudara-saudara kita yang benar-benar memiliki kekurangan itu lebih terhormat kok dibandingkan dengan pembunuh itu.
Bubarkan IPDN.
Kalau jadi dibubarkan, para praja akan terancam menjadi ‘tuna karya’….
tuna susila juga kayaknya yah?
Atas gw Spammer newbiE… wakakakakaakkk
ada tambahan yang kelima
tunawisma
oleh pemerintah kepada mahasiswa IPDN yang menjadi tersangka atas perbuatannya diberikan dihadihin tempat kost gratis
kagak perlu dibayar
ehem ehem…
koordinator wilayah Belanda sepertinya sudah mulai menggalang massa…
mari berjuang lewat Petisi Online!
keren…!!! langsung menusuk tepat pada pusatnya. Zlep2!
mengenaskan… jauh lebih mengenaskan daripada SLB
Setuju dengan XWOMAN….
lengkap amat tuh cacatnya…..
salam kenal….maap lupa
no comment 🙂
tapi pengen ngomong, sebenarnya solusi yang tepat itu jika dibicarakan oleh semua pihak, antara pemerintah sama pihak IPDN termasuk mahasiswa, mau tidak mau mereka juga punya hak untuk berbicara dan memberikan solusi, tapi jika mereka menjadi tuna wiraca.. tidak akan ada solusi deh kalo kayak gini…
Solusinya? Bubarkan saja! Sulit rasanya untuk berunding dengan mereka.
Demi Masa Depan Anak Anda. Jangan Bubarken™ IPDN. he he, promosi nich Mas. Boleh kaaannn?????
Tuna-tuna
kalo ikan tuna enak nah ini
Tuna akal sehat
tuna hati nurani
[…] kami tak bisa tinggal diam sehingga banyak blogger yang mengeluarkan suaranya seperti anto, bu evy, deking, wadehel, cakmoki, manusia super, amd dan masiiih banyak lagi. Saya capek tebar ping kemana-mana […]
males log in..
absen kang…
lagian mendingan praja2nya dijadiin pasukan brani mati aja,,,
suruh bawa ransel isi bom..
yg pernah maen C&C Generals pasti tau deh
atas saya kebanyakan maen games.. bajakan yah gamenya? wakakaka.. kidding bro!
yaaaaaa, ternyata satire.
Ada yang impotent nggak pak ? Tuna apa dong namanya 😀
orang cacat tidak butuh simpati bung ( tapi butuh m3 …halah…).
Kenapa kita suka men-generalisasi, padahal tidak semua orang terlibat!
[…] tercuci otak itu juga anak manusia. Kita harus peduli dengan nasib mereka. Entah nantinya IPDN jadi SLB atau apa, semoga para penguasa (atau pengayom?) negara ini segera menemukan solusi terbaik bagi […]
yang sudah lulus perlu ditarik lagi mas, khan mereka pada cacat semua kakkk..kakk..
“Saya mohon maaf jika tulisan ini menyinggung beberapa pihak, penulisan daftar cacat tubuh tersebut sama sekali tidak saya maksudkan untuk menganggap rendah saudara-saudara kita yang benar-benar memiliki kekurangan tersebut. Mohon maaf kepada seluruh siswa SLB.”
Beruntung sudah ada pernyataan ini, karena siswa SLB sendiri tidak sudi untuk disebandingkan dengan mereka. Lebih baik diganti saja menjadi sekolah sirkus, pusat latihan gajah dan sebangsanya.
wah pal dhe ini, di pelatihan gajah dan sirkus aja binatangnya ngga’ disiksa pak, mereka itu ya cocoknya emang di beri nama IPDN Institut Penganiayaan Dalam Negeri.
(saya mewakili gajah dan binatang sirkus lainya menyatakan protes kepada pak Dhe atas komentnya yang menyamakan IPDN dengan pelatihan gajaah dan selokah sirkus).
Yang jelas IPDN itu kata kakek saya KONTREP …….. alis Kontra Repolusi. jadi kalo perlu harus kita ganyang (institusinya) IPDN.
Hidup REVOLUSI, Say No To KONTREP
wah gimana ya kalau semua pemerintah kita banyak yang terkena komplikasi tuna-xxxxx seperti itu
melihat beberapa tulisan dan komentar Anda di blog lain
sepertinya Anda sangat setuju dengan pembubaran IPDN
kecil koq ga setuju ya?
liat tulisan di blognya bu Evy yang curhatnya anak IPDN sendiri
(entah yang nulis si anak itu sendiri atw bukan)
sepertinya kalu kecil bilang Bubarkan IPDN (awaknya sempet setuju dg pernyataan ini)
tapi selanjutnya,, kecil juga bertanya
apa qta yg meminta IPDN dibubarkan tidak malah menghalangi cita2 para praja IPDN?
kalo menurut UUD ’45 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi
“Tiap-tiap Warganegara berhak mendapat pengajaran”
berarti kalu qta minta tu institut dibubarkan, qta jg membuat para praja2 IPDN yang notabene juga “warga negara” tidak mendapat hak yang sesuai dg pasal di atas
trus juga pengangguran makin bertambah
kalo masa depannya mereka tidak mendapat pekerjaan gimana?
padahal mereka sedang berproses menuju kesana…
(hwww… kecil ngomong apa c?)
ini dia nih yg paling mencerminkan orang seperti apa para Praja dan Purna Praja IPDN itu.
“Solidaritas yg salah kaprah”
yadah sekalian aja, kampus IPDN ga usah dibubarin tp diubah jd SLB. 😉
@MAthematicse:
weleh..weleh…
@Biho:
Pokoknya ™ BUBARKAN IPDN
@Faiq:
Mereka tidak akan jadi tuna karya karena dengan pendidikan sok militer mereka maka mereka punya modal untuk jadi debt collector
@Grandiosa:
Bener juga ya Kang…mereka memang tuna susila. Bukakah pernah ada kasus kematian praja putri yang diduga kuat karena aborsi
@Gareng:
Seharusnya kost gratis mereka dipindah ke LP Cipinang atau Nusa Kambangan
@Anto:
Puas…puas…hehehehe
@Koecing:
Halah..emangnya pakai bambu runcing hehehe
@Xwoman, Jokotaroeb, Dee:
Ya benar juga…
Saudara kita para penyandang cacat jauh lebih mulia dibanding para IPDN pembunuh itu
@Bluede:
Itu masih kurang lengkap. Mau nambahin? Tadi beberapa rekan sudah menambah tuna susila
@Arul:
Gerakan tutup mulut mereka sebenarnya sudah sangat menunjukkan kebusukan yang ada. Ngaain takut kalau memang benar…
@CK:
Memang BUBARKAN saja. Percuma berunding dengan orang cacat mental seperti mereka.
@49:
silakan…lha saya kemarin juga numpang ngiklan di tempat mas 49 kok 😀
@Kang guru:
Hehehe…bener juga ya Kang
@Anung:
Setuju Nung, tapi Indonesia kan negara damai yang tidak berperang kekekekekek….
Jadi berdayakan mereka untuk menjadi pengganti mesin tank. Kita buat tank tenaga kayuh kayak sepeda, nah mereka yang disuruh genjot 😀
@Cakmoki:
Tuna “tugas” sepertinya cocok Pak…
@Mas Indra:
Mungkin salah memang klau kita langsung melakukan generalisasi buta.
TETAPI menurut saya ini bukan generalisasi buta. Ibarat penelitian, sampel yang diambil sudah cukup representatif dan bisa mewakili seluruh populasi.
@Peyek:
Tetap harus ditarik donk 😀
@Ndaru:
Hahaha…bener juga ya. Bahkan binatang pun masih lebih terhormat dari mereka 😀
@Abu Anas:
Ya siap-siap hilang saja bangsa ini
@Superkecil:
Tapi kenyataannya yang mereka dapat BUKAN PENGAJARAN TETAPI PENGHAJARAN. Jadi dimana letak pasal 31 itu?
Selain itu bentuk pengajaran kan bisa dilakukan di manapun. Mereka bisa kuliah di FISIP
@Layudhi:
Bener…mereka bener2 masih seperti anak2 yang ketika berkelahi selalu menggunakan solidaritas sebagai pembenaran dan alasan. Benar2 idiot:
@Moci:
Tetapi kalau IPDN repot juga nich karena gurunya juga sama cacatnya 😀
[…] begitu banyak blogger yang mendukung pembubaran IPDN sebut saja wadehel, anto, Roffi, ck, cakmoki, deking (hehehe), bu evy, Agorsiloku, 49 (yang mengungkap keburukan IPDN dengan gaya satire-nya), Bang […]
Rese…. Gue baca judulnya dah mau marah. Setelah baca isinya, gue tambah yakin kalau IPDN HARUS DIBUBARKAN!
Kang kombor, tulisan2 deking memang harus dibaca tuntas, kalau tidak bisa salah persepsi..judulnya itu lho kang, benar2 menjebak orang untuk meng-klik *kabuur*
setuju banget pak king….kalo perlu tambahin tuna susila…tuna karya sekalian
kursi di fisip juga terbatas kan?
ya kalo sanggup biayanya..
kalo engga?
lagian klo di ipdn kn ikatan dinas
cepet dpt kerja sapa c yg g maw?
jgn buru2 setuju membubarkan…
sebenarnya gak kayak gitu amat
kenapa semua sapu rata
kami salah tapi masih banyak dari kami itu MANUSIA
kami sedih semua terjadi
maap ikut nimbrung yang jelas itu oknum
sudah banyak korban tapi masih belum jera
Udahlah.. ga usah pikir panjang… Bubarkan aja. Suruh mhs yg masih aktif kuliah di tempat lain yg normal2 aja..
yang lulus tes masuk IPDN pasti sehat, karena sudah tes kesehatan dan mental. lalu kalau sudah jadi praja, jadinya malah ‘cacat’. Tanya kenapa?
[…] tercuci otak itu juga anak manusia. Kita harus peduli dengan nasib mereka. Entah nantinya IPDN jadi SLB atau apa, semoga para penguasa (atau pengayom?) negara ini segera menemukan solusi terbaik bagi […]
Wah…sangar…sangar…
perlu dicoba neh…solusinya…
eh, serius gak sih kalo gosipnya, praja-praja IPDN pada didoktrin agar melupakan semua kejadian kekerasan di kampus??! ada yang bisa beri informasi mengenai berita ini?
Tanya sama Inu … 🙂
nice! i’m gonna make my own journal
[…] tercuci otak itu juga anak manusia. Kita harus peduli dengan nasib mereka. Entah nantinya IPDN jadi SLB atau apa, semoga para penguasa (atau pengayom?) negara ini segera menemukan solusi terbaik bagi […]