Aku kemarin ditanya temanku…”Sebenarnya konsep blogmu apa to? Kadang omong Matematika eh kadang malahan tentang Budaya Jawa?”.
Kelihatannya itu hanya pertanyaan biasa sich tetapi pertanyaan tersebut sempat berputar-putar di ruang kepalaku selama beberapa saat. Sepertinya temanku itu mempertanyakan ketidakkonsistenanku dalam menulis di blog karena tulisan di blogku memang campur aduk tidak karuan, bahkan kategori tulisan di blogku juga masih bersifat sangat general.
- Semalu manusia biasa: Untuk menampung coretan keluh kesahku yang tidak mutu dan tidak bermanfaat. Yang seringkali keluar tanpa kupikir dan ku-rasa terlebih dahulu (seperti tulisan ini sekarang…masuk kategori semalu manusia biasa)
- Semau manusia biasa: Untuk menampung tulisan asal-asalan dan tak terarah tetapi masih sedikit melewati terminal di otak (walau cuma numpang lewat)
- Semampu manusia biasa: Untuk menampung tulisan hasil lamunanku (maaf belum sampai taraf merenung). Tulisan yang masuk kategori ini setidaknya sudah sempat menghabiskan secangkir kopi di terminal otak-ku, tidak peduli tulisan tentang matematika atau tentang kehidupan. Sejujurnya aku punya harapan tulisan-tulisanku pada kategori ini bisa sedikit bermanfaat bagi orang lain.
Kembali ke pertanyaan temanku di atas…
Sebenarnya perlukah kita mengkonsep blog kita? Mungkin jawabannya sangat perlu jika kita memang mempunyai tujuan spesifik atas blog kita. Seperti komentarku di tulisannya Kang Kombor, ketika memutuskan membuat blog tujuanku hanyalah “Membuat blog hanya sekedar sebagai tempat mengungkapkan hasil pikiranku (di saat aku mau dan mampu berpikir) dan juga tempat mengungkapkan hasil pe-rasaanku (di saat aku mau dan mampu ber-rasa)”. Aku tidak membuat blog ini dengan tujuan untuk “kampanye” matematika atau tentang budaya Jawa, sekali lagi blogku ini hanya sekedar tempat mengungkapkan apa saja dan juga tempat belajar menulis apa saja.
Jujur di blog inilah aku mulai belajar menulis, aku sebenarnya tidak bisa mengungkapkan hal-hal melalui tulisan (dan juga melalui lisan hehehe). Memang sebelum membuat blog aku sudah pernah beberapa kali mencoba menulis sedikit tulisan untuk seminar, tetapi itu sangatlah jarang dan tulisanku juga selalu bersifat formal (lengkap dari abstrak sampai simpulan hehehe). Baru mulai bulan Januari 2007-lah (bulan kelahiran blog ini) aku benar-benar belajar menulis (dengan media blog), oleh karena itulah gaya bahasa dan alur tulisanku sangat kaku dan tidak enak dinikmati. Selain itu aku juga selalu menulis dengan sudut pandang orang pertama (“aku”, “saya”) karena aku memang sangat tidak bisa untuk menulis dan bercerita dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Lagi-lagi…
Sebenarnya perlu atau tidak sich kita mengkonsep blog kita? Perlukah aku sekarang mengkonsep blogku walaupun sudah di tengah jalan ini?
Tetapi sementara yang ada di pikiranku adalah peng-konsep-an akan bersifat mengikat dan membatasi, jadi kupikir buat apa aku mengkonsep blogku karena nantinya malahan akan membatasi ruang gerak pikiran dan perasaanku saja (yang masih dalam tahap belajar)…
Walaupun kadang kalau dipikir-pikir bukankah dengan mengkonsep blog maka langkah kita akan lebih teratur dan tertata? Tetapi TIDAK sekali lagi TIDAK…konsep itu kan diperlukan jika kita memang mempunyai tujuan spesifik atas blog kita. (ini pendapat saya lho… 😀 )
*Ngéyél MODE ON*
Biarlah blogku ini tetap merdeka dari keterikatan segala macam “aturan-aturan dan konsep” …
Bagaimana menurut rekan-rekan semua:
Perlukah kita membuat suatu konsep untuk blog kita?
Mas Deking, blog kita mau dikonsep atau tidak itu menurut saya bergantung pada target pembaca yang akan kita sasar. Misalnya, kita mau nyasar penikmat atau penggila modifikasi motor, maka konsep seperti yang Kang Ilham gunakan untuk membuat kafemotor itu sudah pas. Akan tetapi, kalau kita tidak punya specific target, buat apa kita konsep? Kita bisa saja bilang bahwa tanpa konsep saja kita punya pembaca setia yang menjadi komunitas kita, ngapain perlu dikonsep?
Kalau saya amati, blog serius berkonsep kok sepertinya malah sepi dikunjungi.
Saya mengelola kombor.com juga tanpa konsep. Yang mau saya bikin berkonsep malah nggak jalan-jalan. Hahaha… lucu!
sependek saya ngeblog.. konsep blog saya sudah berubah2 dan tidak konsisten. Malah blog saya yang lain yang saya konsep dan konsisten pada tema ga kunjung2 nambah postingannya sejak bulan lalu (hihihihi).
Saya sih nikmat2 saja sampai saat ini dalam menjalankan [roffi’s blog], yang penting sejauh saya mampu mengontrol diri dan menjadi diri sendiri, gaya blogging kita akan menjadi karakter yang dikenal orang luas sehingga menjadi online persona kita.
Saya punya pandangan sendiri, entah sudah baca atau belum, dan entah berkaitan atau tidak.. saya sarankan untuk baca postingan saya tentang online persona.
http://roffigrandiosa.wordpress.com/2007/03/29/online-persona/
saat menulis komen di atas.. saya baru ingat kalau deking berusaha anonym (sembunyi dari kejaran calon mertua hehehe).. so lupakan artikel online persona saya.. karena tidak berlaku untuk orang2 anonym.. seperti deking, wadehel, bangaiptop dan lain-lain.. hehehe..
hihihi… kunjungan balasan om. sebelumnya juga sih suka numpang lewat… 😀
sama… saya jga g’da konsep2an tuh.. cuma iseng aja suka nulis. tapi biasanya nulis yang g’jelas arah dan tujuannya, seringkali berupa curhat…
untung klo saya g’da yang protes 😛 masalah kategori juga g’pernah ada yang nanya apa bedanya, trus mksdnya apa. jd saya sih cool2 aja… whehehe…
Tergantung si penulis …
kalo saya sih sukanya yang bebas-bebas aja .. mix concept :))
kalau saya (yang juga ngeblog ala gado-gado) yang penting kita have fun dan menulis dengan cinta. kalau menulis dengan konsep (niche, kalau kata budi putra) kita menjadi tidak bebas, lebih baik tetap pada konsep gado-gado saja. Menulis dengan penuh cinta, itu utamanya.
*kunjungan balik juga 😀 *
Menurut saya tergantung niat pak.
Kalau niatnya blog untuk dibaca segmen tertentu, perlu sekali mempertimbangkan teori niche (atauapaitu teori yang dibahas sang fulltime blogger pertama indonesia). Konsep harus jelas, blog anda mau bahas apa. Makin sempit topik makin setia pembacanya. Pembaca jadi lebih mudah untuk nyari tema spesifik tertentu tanpa terpusingkan posting ga jelas lain yang ga ada hubungannya. Misalnya kafe motor, itu spesifik penggila motor, semua penggila motor berpotensi jadi pembaca setianya. Saya pikir, kalau kafe motor dibikin di blogspot, kan bebas dipasangi adsense, bisa jadi duwit tuh 😀
Kalau ngeblog seperti saya, yang tujuannya untuk
mewakili ego dan alter ego di dunia maya dandibaca orang semua orang indonesia *bletak*, ya ga perlu konsep yang kaku, isinya gado-gado suka-suka, bisa bahas terserah mulai dari sex, IT, sampai surga, atau apapun. bagai manusia bebas yang bebas berpikir tentang apapun.tidak perlu!
hahaha,,, saya nge-blog dari 2002 dan ngga pernah kenal sama yang namanya ‘konsep’ 😛
Kalau konsep mungkin nggak terlalu perlu ya buat blog pribadi.
Tapi kategorinya itu yang kadang bikin pusing. Agak susah juga sih kalau kadang kategorinya dibuat guyon 😕 Kalau mau nyari artikel tertentu ‘kan susah juga 😦
konsep?
ga penting!!! (menurutquw)
yang penting isinya
lagian kalo pake konsep kesannya monoton (menurutquw lagi)
kalo warna warni malah lebih aseek…
lagian yang baca juga ga bosen…
ga melulu antibiotik
ataw ga terus2an antihistamin
ataw antiemetikum…
sekali2 boleh minum jamu…
hehe….
jadikan blog qta semua penuh warna…
biar CERIA…
(padhal blog quw gitu2 ajah!)
perlu, untuk membatasi jumlah penduduk di Indonesia. (lha itu kan kontrasepsi..) 😀
Saya memiliki 2 blog yang memiliki ciri khas tertentu, mas, tapi ternyata gak bisa rutin untuk ngisi postingnya (berat). Akhirnya yang jalan sekarang adalah blog yang tanpa tema alias apa aja yang bisa ditulis 😀
Tergantung juga! Tapi kalo buat aku pribadi sih ga perlu… tau kan blog aku dari postingan pertama sampe postingan terakhir ga nyambung dan ga ada yang bisa diambil manfaatnya 😀 ??? soalnya mod-mod-an cuma ingin mencari pembebasan diri dari kepenatan!
Kalo blog sepertinya lebih susah dikonsep karena biasanya pengennya kita punya audiens sebanyak mungkin. walaupun udah mengkhususkan audiens, tapi biasanya blog jadi meluas dengan sendirinya, entah karena bosan ato apa. Mending tulisan aja yg dikonsep, edit2 dulu, information gathering dulu, teliti sana teliti sini, apalagi kalo tulisannya serius. Overall, sepertinya ngonsep blog ga terlalu harus, tapi kalo bwt tulisan sebaiknya dilakukan
yang penting blognya punya nama 😉
blog saya yang satu lagi sangat jelas konsepnya: U2 ! Hahaha !
blog yang lainnya juga punya konsep, yaitu: SUKA-SUKA ;p
mengalir bagaikan air,…
kalau dikonsep suka bingung, karena saya bukan seorang penulis 🙂
Hihihi..aku setuju sama superkecil!
Blog yang berkonsep asik juga, biasanya tulisannya lebih terfokus. Tapi yang tanpa konsep dan mengalir apa-adanya juga oke. Tergantung situasi dan kondisi 🙂
gapopo kok…bebas wae!!!
ngeblog jangan tertekan bung!
sante wae..meski gak ada tujuan spesifik juga gak papa…
okey?!
nge-blog = menulis buku harian, jadi suka-suka penulisnya mau nulis apa aja boleh koq, seperti halnya di mana mau nge-blog-nya: di kamar, di ruang kerja, di depan tivi, di warnet, di kantor ataupun di wc.
Aku lebih demen baca blog di wc sambil minum kopi dan menghisap 1 bt rokok, atau di ruang kerja sambil netekin/ngayun si kecil sekalian ngawasin si gedhe bikin latihan.
Bagus sih mengkonsep sebuah blog, tapi kalo tenyata kita jd terkekang atau tidak bebas berekspresi karena konsep blog kita yaa mendingan ga sah pake konsep2an lah, ekspresikan dirimu dg blogmu…!
setuju mulai dari komen pertama 🙂
Toh sampean juga dah banyak audience kan? hit rate udah hampir 12rb. berarti memang udah banyak penggemar sampean.
Paling setuju sama traju. Klo terkekang ngapain ngeblog, susah jadinya 😀
yang penting si empunya blog merasa enjoy dengan keadaannya saja. Hehehe
blog terbagi 2 jenis, blog untuk mencari duit dan tidak…kalo untuk mencari duit, konsep sangat diperlukan agar blog kita bisa kita jual dan mempunyai ciri khas tersendiri…kalo memang tidak ditujukan untuk cari duit ya nulis seenaknya aja nggak masalah…
kayaknya gara2… tulisan Mrtajib so blog itu harus dikonsep………
tapi sebenarnya sih terserah kita…. mau maunya yah kita juga yang nikmati… seperti kata salah satu blogger di WP “maturbasi dg blog” hanya dengan menikmati tulisan-tulisan sendiri….
keep fight
kalo aku nganggap blogku tidak lebih dari sebuah buku harian atau diary gitu mas. jadi suka-sukanya aja mau tulis apa. karena itu, aku tidak bikin konsepnya sejak awal. tapi harus aku akui, saat bikin nama di url itu, aku sempat berpikir sejenak, “tentang apa ya” lalu aku tulis aja.
maka aku punya blog stored-works di blogspot untuk ngumpulin tulisan yang nyecer di mana-nama dan katakata di wordpress untuk berkata-kata aja. belakangan aku bosen di blogspot, makanya banyak pindah ke wordpress.
salam
Sebuah diary, ya apa aja masuk. Gak perlu ngebatasin tulisan, soalnya kan apa yang menurut kita perlu ditulis ya kita tulis. Itu pendapatku sih tentang konsep sebuah blog.
Blog saya judulnya keren, isinya remeh temeh 😀
konsep blogku ya ngak punya konsep hehehhehehe
dasarnya ilmu saka
sakainget
sakadaek
sakarepna
kembali ke laptop.. hehehe, kembali ke orangnya.
blog kan bebas, ga mesti pake konsep..
aku ikut ah, mungkin nanti bikin kategori “semau gue” 🙂
Tergantung tujuan kita ngeblog, dan target pembacanya.
Punya konsep itu bagus, tapi blog ‘suka2’ juga nggak salah. Apalagi kalau inginnya cuma untuk sekedar penampung isi pikiran atau isi hati, atau untuk sarana menambah teman :).
Sebagai informasi, http://keluarganugraha.net/blog itu isinya cuma keseharian, tapi komentatornya bisa ratusan. Itu salah satu bukti bhw blog tanpa konsep yang jelas pun bisa jadi laku 😉
saya ngga bisa bikin blog yg bagus…
jadi semuanya suka2 dan konsep egp
😀 cheers
tergantung kitanya kan ? utk yg punya konsep tertentu, tentu yg bacanya jg tertentu. (ambil posisi : kayaknya sih ga perlu).
Mas Deking, ini pertanyaan/tema bagus benar. Di setiap apapun, selalu ada konsepnya (disadari atau tidak). Karena blog sifatnya pribadi maka yang disampaikan Pak Urip adalah sangat tepat untuk tahap awal : “YANG PENTING YANG PUNYA BLOG ENJOY”. Tanpa kenikmatan (baca kepuasan), dalam waktu singkat kita akan pindah ke hobi baru.
Kalau yang pertama sudah dipenuhi, baru kita bicara tentang diri kita dan apa yang kita inginkan dan kita kuasai (kompetensi). Kalau tahapan kita belajar, maka pahami : apa yang mau kita pelajari (kita pelajari tentu yang memenuhi pesan Pak Urip tadi). Kemudian berikutnya, kita tanya apa kompetensi kita. Artinya, kita bertanya apa kemampuan yang bisa membuat kita menjalaninya dan kita memiliki keinginan untuk mempertajamnya.
Ini tidak selalu berkenaan dengan kompetensi keahlian kita. Misalnya, saya seorang geodet dan bekerja sebagai profesional marketer. Namun, saya memilih mengaktualisasikan pandangan dari sudut yang sama sekali berbeda. Mungkin tidak kompeten, tapi kalau minat (atau tegasnya seperti wadehel bilang, niatnya) maka kita jalani enjoy saja.
Jadi, Mas bisa menikmati kopi matematika dengan kream “manusia biasa.” Gulanya adalah pengalaman sebagai guru, dan lain sebagainya.
Karena kompetensi dan minat sudah jelas, bagaimana sekarang blog kita punya karakter khusus dari puluhan ribu blogger. Differensiasi dan fokus adalah pilihan yang terbaik. Sekali-kali akan menyimpang (tergantung situasi saat tertentu), kalau saya sebut itu sebagai selingan. Tapi selingan di blog agor adalah fokus tag di blog lain. Begitu juga sebaliknya. Kalau di marketing, kita kenali STP (Segmentation, Targeting, Positioning). Yang terakhir itu yang penting dalam membangun.
Karena orang datang karena sesuatu (meskipun niat awal hanya koleksi pribadi), keterlibatan pihak ketiga kemudian menjadi motivator dan kita sadar atau tidak, membangun positioning ini. Artinya menempatkan blog kita dalam satu area yang orang kemudian tahu, kalau saya butuh “tentang sesuatu” maka saya akan berkunjung ke sini.
Berhasil, tentu tidak selalu. Pengalaman saya, sangat susah menjaring komentar. Mas menulis sedikit saja, komentar berhamburan. Sedangkan saya, sudah menulis banyak, komentar muncul sangat sulit. Tapi, biar sedikit, saya mendapatkan ceruknya. Sisi yang orang tidak uraikan. Jadi, peminat yang sama membangun kolektivitas. Ini kita sebut “customer loyalty”.
Wadehel, Urip adalah contoh menarik karena dibangun atas positoning isi, ada lagi yang dibangun atas golongan, dan lain-lain.
Beruntung juga, wordpress memberikan informasi statistikal tentang karakterisitik informasi yang dicari oleh para pelancong. Kita menjadi lebih tahu, apa dan kemana?.
Namun, kembali ke yang disampaikan Oom Wadehel dan Sesepuh Helge, kita bisa menikmati dan syukur orang lain bisa menikmati apa yang kita nikmati….
Ngelantur… nggak juga, orang ingin refreshing datang ke kedai kopi, capek minta pijat refleksi, lapar datang ke warteg, cari aktualitas diri blog walking…. 🙂 🙂 🙂
Trims atas kesempatan bisa berkomentar yang menjemukan ini….
lha nulis segala macam tema kan juga artinya punya “konsep”, yaitu konsep “hypermarket”; semua ada-segala tersedia….
adduuhh,, konsepnya apa ya,,,?
Ma pengen isinya omelan omelan Ma aja,, ama kalo ada bahan kuliah yang bisa ditambah tambah,, gitu doang,, hehehe,,
perlu..
konsep saya : GADO-GADO 🙂
secara tidak sadar sebenarnya dari tulisan-tulisan kita diblog bisa diketahui seperti apa blog kita.
ngg…konsep blog saya adalah saya.
tapi berhubung saya baik secara fisik (muka, proporsi badan, dll) maupun mental (pola pikir, kemampuan numerik, linguistik, kuliah dll) secara umum juga tidak berkonsep, jadilah blog saya tidak berkonsep…
sedih rasanya…
menurut saya jangan pernah mengkonsep blog ,
kalau mau konsep yg lbh spesifik bikin saja di sub categori ..
saya pernah menutup blog gara2 oleh konsep ..
tinggal milih aja kok, konsep yang disengaja atau tidak disengaja 🙂
jd diri sendiri ajah..
blog menunjukkan kepribadian kita…
karena hidup penuh warna..
salam jumpa (^_^)
mrt saya, ngeblog mirip spt belanja. kalo pergi ke pasar tanpa bawa catatan (rencana belanja), kadang nafsu gak tertahankan. beli ini… beli itu…
sesampae di rumah… waduh! kok aku beli ini ya.. kok aku beli itu ya…
tanpa perencanaan, (sering kali) efek negatif lebih banyak yg didpt.
duit jebol, tangan pegel, dll
salam,
(^_^)
kok ya dibuat susah to pak 😀
Tergantung pemilik blognya sendiri. Ada yang merasa perlu mengkonsep ada yang merasa kayanya kurang penting. Tapi di blog profesional kayanya penting sih dan manfaatnya juga pasti ada.
Jadi, penting atau tidaknya masih relatif, agaknya…
suka suka aja mas. aku jg kl ada ide nulis…kl g da ide ya cm blog walking doang sekalian ninggalin komentar. kl bisa sih apa yg kita tulis itu bermanfaat utk kita dan utk org lain 🙂
ini maksudnya kategory kali yah ..? buat kategory aja kang 😛 gitu aj a kok repfott. mirip kayak blognya yang pusing mikir soal judul nya segala macem.
gak perlu deh…tergantung suasana ati
kadang ganti theme
kadang ganti judul
ah…semau guwe deh
pa’de King…
kecil ganti link
superkecil.wordpress.com
WORO WORO
kecil ganti link
superkecil.wordpress.com
cz yang kemaren didompleng orang….
males, ada benalunya…
so, kuganti deh….
ya semua perlu, tapi denga memakai konsep blog jadi macet,ya apa adanya saja lah hehe
Menurutkku sih gak usah…
Bagi saya, Blog itu adalah buku Harian Online saya…
jadi terserah mau diisi apa.
Tapi gak salah klo orang menspesifikkan tulisan2 di Blognya, misalnya lapanpuluhan.blogspot.com dan masih banyak blog2 lain yang sejenis
yang jadi masalah, tujuan spesifik itu – kalo buat aku sendiri – adalah menulis hal-hal yang tidak spesifik 😉 pokoknya yang nyantol di otak jahiliyahku bakal langsung kutulis di blog.
yeah, kembali ke pengertian blog itu sendiri, menurutku. buat aku, sih, blog itu berfungsi buat melampiaskan
nafsukuuneg2ku yang ga bisa kulampiaskanpada para wanitadi dunia nyataNumpang nimbrung nih Mas…
Kalo orientasinya bisnis atau duit, menurut saya sih perlu. Tapi kalo menurut saya, konsep itu bikin pusing aja Mas…
.
Kalo tujuan saya ngeblog: pelampiasan, alter ego, renungan, kadang bagi info, menyalurkan minat tulis, silaturahmi dengan blogger lain.
Masalah hit atau komen ga dikomen sih, ga terlalu saya pikirin
Perlu juga deh… supaya gak ngawur gitu… seenaknya juga boleh… yang penting dapat dinikmati, bermanfaat syukur-syukur bisa menjadi referensi…
Saya ikut blog merdeka, soale belum kober ngonsep.
Mungkin lama-kelamaan terkonsep dengan sendirinya ya
kalo aku jarang pake konsep yang aku apa yang aku tulis itu yang aku lihat
begitu pentingkah konsep untuk sebuah blog?? saya rasa tidak. suka2 yg bikin aja lah…
Yap…Blogs nggak usah dikonsep
setuju!!!
Ikut nimbrung aja Kok
tergantung tujuannya, tapi ngga juga dink… lha yg ngga pake konsep juga ada tujuannya kok 😀
karena setiap kita melakukan sesuatu didunia (disengaja atau tidak) pasti ada tujuannya, entah disadari atau ngga..
Oiya, salam kenal… 😀
@All:
Terima kasih atas semua tanggapan dan masukannya.
Mayoritas rekan sepertinya berpendapat bahwa semua tergantung pada tujuan awal kita.
Ada satu masukan yang saya ingat…
Untuk menjembatani blog tanpa konsep supaya menjadi lebih terstruktur maka kita bisa membuat kategori2 yang spesifik (tdk seperti saya hehehe)
Terima kasih…
Ya, saya telat kasih komentar ya bos? Sudah ditarik kesimpulannya tuh hehehe .. gpp deh .. ini menurut saya.
Buat yang belajar nulis, mungkin blog ditujukan untuk memperlancar. Buat yang nyari teman curhat, mungkin blog ditujukan sebagai buku diary elektronik.
Buat yang suka nulis, mungkin dibuat untuk kemudian dibukukan.
Yang penting blog bisa bermanfaat… 😉
baik untuk diri sendiri, juga orang lain…syukur2 bisa bermanfaat untuk negara, dan dunia…
KETIKA aku pingin nomong matematika, ternyata yang aku tuliskan kan pun kadang-kadang banyak yang gak nyambung dengan yang berbau matematika…tetapi ketika aku membatasi hanya membatasi dunia matematika, padahal yang aku pikirkan bukan hanya dalam dunia matematika, yang penting sah-sah saj kita menulis asal itu masih sesuai etika
[…] juga tulisan tulisan saya. Apa saja yang sudah saya tulis? Mungkin saya perlu mengkonsep ulang blog saya agar konsisten dalam satu gaya bahasa dan topik? Bagaimana juga tampilannnya? Keterbatasan […]
konsep ,, GA perlu .. tulis apa yang mau kita tulis
jadi klo ditanya konsep . ..
“Isi otak saya.. ”
xixiixixix
Kategory . . .mungkin Perlu . . . biar rapih . .
setuju gak usah konsep, kalau untuk orang macam aku ngene opo seng lagi pengen lagi kepikir yo di tulis, WPer dan blogger lain tinggal milih mau baca yang acak-acakan opo seng rapi runtut terkonsep
[…] juga tulisan tulisan saya. Apa saja yang sudah saya tulis? Mungkin saya perlu mengkonsep ulang blog saya agar konsisten dalam satu gaya bahasa dan topik? Bagaimana juga tampilannnya? Keterbatasan […]