Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan saya sebelumnya tentang matematika.
Sebenarnya tanpa membaca komentar teman-teman blogger semua saya memang sudah merencanakan menulis tentang ini. Tapi jujur dan serius saya sangat terharu (halah mendramatisir suasana) kaget bercampur gembira membaca komentar teman-teman semua, ternyata semua komentar menunjukkan tanggapan positif tentang keberadaan matematika dalam kehidupan.
Kalau tulisan saya kemarin tentang keberadaan Matematika dalam kehidupan maka tulisan saya sekarang tentang keadaan Matematika dalam kehidupan.
Bagaimanakah keadaan Matematika dalam kehidupan kita sekarang?
Mau tidak mau saya harus mengakui kenyataan kalau Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dihindari, ditakuti, dibenci dll. Banyak siswa yang baru mendengar kata Matematika saja langsung bereaksi negatif. Ada yang langsung mengeluh matematikanya sulit lah bahkan kadang sampai membawa-bawa sang guru, “Pak deKing galak tur nyebahi sih dadine males karo Matematika” (“Pak deKing galak dan menyebalkan sich jadi males sama Matematika”).
Lalu yang jadi pertanyaan, “Kenapa citra Matematika begitu buruk di mata sebagian siswa kita? “
Berikut saya akan mencoba menguraikan pendapat saya tentang hal ini (maaf ini sangat subyektif karena hanya ditinjau dari sudut pandang saya)…..
“Kenapa citra Matematika begitu buruk di mata sebagian siswa kita? “
1. Faktor Matematika itu sendiri.
Matematika menuntut banyak analisa, perhitungan, dll (banyak siswa yang cenderung memilih menghafalkan dari pada berhitung). Lalu adakah cara untuk membuat Matematika (benar-benar sebagai ilmu) menjadi lebih menyenangkan? Tunggu tulisan/posting saya selanjutnya tentang ini.
2. Faktor guru
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan (sebenarnya lebih tepatnya pengajaran). Penguasaan materi yang dicapai siswa tentu saja sangat tergantung pada guru. Ada hal yang saya soroti dari faktor ini, yaitu tentang perilaku guru (maaf, bingung cari istilah yang tepat untuk ini).
Perilaku guru:
Jaman dulu guru Matematika identik dengan galak karena beliau-beliau suka menghukum (istilah jaman dulu strap) siswa jika mereka tidak mengerjakan soal. Hukuman tersebut juga lebih bersifat fisik, misalnya berdiri di depan kelas dengan satu kaki atau dipukul dengan penggaris (kejam ya?). Tentu saja mungkin jaman sekarang tidak ditemui model hukuman seperti itu (semoga saja) tetapi kesan guru galak sudah terpatri dan menyatu dengan Matematika. Memang benar sekarang bukan jamannya hukuman fisik tetapi entah kebetulan atau tidak ternyata memang masih banyak guru Matematika yang tidak simpatik (tanya saja sama Anung. Pasti dijawab ada, yaitu Pak deKing).
Ketidaksimpatikan guru tersebut tentu saja sangat berpengaruh pada minat siswa terhadap mata pelajaran yang diampu sang guru. Misalkan seorang siswa sudah tidak senang dengan guru Matematika maka pelan-pelan dia akan apriori juga dengan Matematika. Guru kan bisa diibaratkan jembatan antara ilmu dengan siswa, jadi gimana siswa bisa menyeberang jika dia tidak melewati jembatan itu. Memang sih siswa bisa menyeberang dengan berenang atau naik perahu, tetapi tidak semua siswa bisa berenang atau menyewa perahu. Benar kalau ada yang bilang siswa kan juga manusia yang bisa belajar sendiri tanpa bantuan sang guru, siswa bisa otodidak.
Tetapi sekali lagi tidak semua siswa bisa berenang, tidak semua siswa bisa belajar sendiri tanpa bantuan guru. So, teacher will always have a very important role in education.
Bagaimana siswa bisa menyukai Matematika jika mereka tidak menyukai guru Matematika?
Jadi untuk membuat siswa menyukai Matematika salah satu langkah awal yang bisa ditempuh adalah membuat siswa mencintai menyukai guru Matematika
*ehm..ehmm…sambil membetulkan krah baju yang sudah rapi*
Demi siswa tercinta, Bapak dan Ibu guru sekalian marilah kita tingkatkan kesimpatikan kita hehehe..
3. Faktor siswa itu sendiri
Hal yang saya soroti di sini adalah sugesti dan motivasi.
Banyak siswa yang sudah terbujuk legenda turun temurun kalau Matematika itu sulit dan gurunya menyebalkan. Legenda itu benar-benar telah men-sugesti siswa sehingga mereka cenderung kalah sebelum bertanding. Siswa cenderung terlanjur berpikir Matematika sulit sebelum mereka benar-benar mencoba Matematika.
Yang kedua adalah motivasi. Sepertinya motivasi siswa untuk menaklukkan Matematika masih rendah, siswa baru tergopoh-gopoh mengejar Matematika setelah pemerintah menetapkan standar minimal kelulusan. Jadi tetap banyak manfaatnya juga pemerintah menetapkan standar kelulusan, setidaknya itu bisa menjadi pemicu siswa lebih rajin belajar Matematika.
Saya masih ingat perkataan teman saya waktu Ospek dulu, teman saya tersebut (dia anak pemilik Pamela group di Jogja) berkata “You can if you think you can”. Perkataan itu benar-benar membekas di hati dan kepala saya, bukan berarti segala yang kita pikirkan pasti menjadi kenyataan tetapi perkataan tersebut menunjukkan arti penting motivasi dalam pencapaian prestasi diri.
Finally…
Adakah solusi untuk memperbaiki keadaan Matematika tersebut?
Bagaimana peran Lembaga Bimbingan Belajar dalam hal ini?
Menurut saya banyak lembaga bimbingan belajar yang melakukan pembodohan massal secara terselubung melalui metode praktis dan trik-trik yang lain. Metode praktis dan trik memang bagus tetapi semua itu membuat siswa kehilangan sense akan Matematika yang sedang dia pelajari.
Mungkin tulisan saya selanjutnya akan bercerita tentang salah satu cara yang sedang dikembangkan di Indonesia untuk membantu mengatasi masalah tersebut. Memang cara tersebut masih sebatas dikembangkan di tingkat pendidikan dasar (yaitu SD), semua ini berdasarkan asumsi bahwa pendidikan dasar merupakan pondasi utama yang sangat menentukan kekuatan bangunan pendidikan secara keseluruhan.
Apakah cara yang sedang dikembangkan tersebut? Kalau berkenan, silakan tunggu tulisan saya selanjutnya…
PS:
Mumpung sedang sepi order (baca: tugas kuliah) maka saya sempatkan untuk belajar menulis di blog ini).
karena semaksimal mungkin garap soal…cuman dapet D
hiks hiks
trauma2
Saya berencana menulis hal yang sama terkait kimia, miskipun banyak pakar atau rekan guru lain pernah mengulasnya. Tapi jelas yang akan saya tulis berdasarkan pandangan saya sendiri juga.
BTW soal matematika: Semenjak saya naik kelas waktu kelas 1 SD ( saya pernah gak naik kelas di kelas 1 SD), yang kemudian diulang lagi, matematika adalah pelajaran kesukaan saya sejak kelas 1 tahun kedua hingga saya ambil kalkulus di tahun pertama bersama di FKIP dulu.
Ada tantangan yang harus saya hadapi ketika belajar matematika, ada prestise tersendiri dimata teman dan guru saat itu. Namun karena aplikasinya kurang begitu ngerti saya terapkan di PS Kimia.
Yang akan dikembangkan atau sedang itu cara belajar matematika realistik itu yah?
@Anung:
yang dapat D kan kalkulus, AVM kamu dapat A kan? AVM kan matematika juga
@Helgeduelbek:
Iya Pak Guru, cara baru itu adalah matematika realistik. Siapa tahu masih banyak yang belum tahu dengan hal tersebut.
Kebetulan dari hasil penerapan matematika relistik tsb (sejak 2001) menunjukkan hasil yang lumayan memuaskan. Siapa tahu bisa menjadi salah satu alternatif untuk memperbaiki citra Matematika.
Assalamu’alaikum
Hehe… ketahuan juga neeh lubangnya, sarangnya.
Ya udah, ntar saya baca-baca lagi neeh.
Waktu SD saya sempat ikut lomba cerdas cermat (jadulnya…) Matematika sampai babak final se-Banjarmasin….
Sampai lulus SMP saya masih begitu menyukai mata pelajaran ini.
Taunya pas SMA gurunya super cepat menjelaskan (sebenarnya tidak bisa disebut “menjelaskan” sih, lebih tepatnya “cuma menulis di papan tulis”, saya kelimpungan, mikir keras berusaha memahami malah dilempar kapur, dianggap ngelamun. Ilfil sama Matematika deh, sayang juga.
Kelas 2 minat saya hanya fokus ingin masuk kelas Bahasa, segala macam mata pelajaran eksakta lewat…
Dan akhirnya pas Ebtanas, saya sukses dengan nilai 3 untuk matematika. 😦
Dulu waktu sekolah, beruntung saya sangat suka matematika selain gurunya cantik en nggak galak, sadis bin killer.
bener mas, kalo dah suka sama gurunya pasti suka sama mata pelajarannya, begitu juga sebaliknya.
Ada lagi sebab kenapa citra Matematika begitu buruk?
Yaitu karena Matematika bukan Olahraga.. Hehe..:-)
@Al Jupri:
Wa’alaikumsalam
Akhirnya perjuanganmu membuahkan hasil ya?
@AMD:
Waduh, karena
cara mengajarguruyang tidak tepatsebagai imbasnya kita jadi kehilangan satu matematikawan nih@Peyek:
Wah, tau gitu saya ikut sekolah bareng Mas Peyek saja ya biar ketemu Bu Guru nan cantik 😀
@Hanichi Kudou:
Emang citra olah raga
kitagak buruk?Hehehe
Matematika itu sulit?
Yang saya tahu, matematika itu bukan ilmu.
Yang saya tahu, 12 = 1 x 12 = 2 x 6 = 3 x 4; Nah, 1, 2, 3, 4, 6, dan 12 inilah faktor-faktor dari 12.
Yang saya tidak tahu, ternyata lebih banyak daripada yang saya tahu.
Ya udah, numpang nimbrung aja neeh.
Ya, maaf bila ketidaktahuan saya membuat ketidakpuasan bagi penggemar, pecinta, dan atau penikmat matematika seperti dirimu.
@ deKing
Lha, kalau yang masih dasar-dasar sih mendingan… kalau udah masuk transformasi lanjut (bangsanya Laplace dan Lagrange), ditingkahi dengan berbagai hukum lagi (terutama kalau dah nyangkut statistik dan mekanika analitik), hal itu jadi…
….
$#!%^$@$^@$….. (udah nggak bisa ngomong lagi, jadi nggerundel 😛 )
Karena dosen?? (ngerjain PR tiap minggu, UTS merasa bisa — taunya nilai dikorting habis2an dan akhirnya dapet D; barengan sama 16 orang lain dari 60 orang sekelas)
(Mana dosennya sering telat lagi… suka ‘menjebak’ mahasiswa lagi… 😡 )
*tarik napas dalam…*
*lepas…*
*dah tenang lagi 😀 *
Oalah, sekarang ikut-ikutan si Joe toh? Berusaha nyari gebetan di kalangan siswi SMA?? 😀 😀
:::::
[OOT]
Lho, apa soal ini ya, yang kemaren saya dibilangin Mas deKing di sini? 🙄
Waks, salah tulis… maaf, yang pertama sama yg ini dihapus aja Mas, yang bener tuh yang kedua. 😉
aku ngak suka matematika, tapi harus bisa matematika, maklum rada oon kalo lihat aplikasi fisikanya baru mau belajar matematikanya hehehe aneh ya kalkulus dapet D tapi PDP & PDB dapet D juga
@Al Jupri:
Kalau saya sih…
Jangankan matematika, lha wong
cumacara mem-foto kopi saja itu sudah merupakan ilmu bagi saya.*kok jadi ngomongin foto kopi? : D *
Lho, apa hubungannya???
*sambil garuk2 kepala, bingung*
Seperti kata pepatah “cinta tidak harus memiliki”
Saya mencintai matematika bukan berarti saya memiliki (baca: menguasai) Matematika.
Saya menggemari Matematika juga bukan berarti saya menguasai Matematika. Saya senang dengan balap motor tetapi saya tidak bisa balapan, saya gemar/senang tari tradisional Indonesia tetapi saya tidak bisa menari.
Saya menikmati Matematika juga bukan berarti saya menguasai matematika. Contohnya: saya menikmati makan bakso, tetapi bukan berarti saya bisa membuat bakso.
Jadi…
Seperti tulisan saya di atas…
Langkah pertama adalah menyukai, jadi saya berharap dengan menyukai matematika maka saya jadi mau belajar matematika
Dengan banyak belajar matematika maka saya berharap jadi sedikit bisa matematika…
Lha wong belajar banyak saja bisanya cuman sedikit, apalagi kalau saya tidak belajar ya? 😀
@Sora9an:
Pertama-tama:
OK mas, walaupun itu berarti banyaknya komentar jadi berkurang satu 😦
*halah kok jadi ngomongin statistik lagi*
Yang selanjutnya:
Pfyuh….sama mas 😦
*juga tidak bisa berkata-kata lagi*
blockquote>UTS merasa bisa — taunya nilai dikorting habis2an dan akhirnya dapet D.
Mas, jangan terlalu percaya pada perasaan 😀
Perasaan sering menipu lho…
*pakai tameng, takut sora9an nimpuk pakai sandal*
Sebenarnya sih bukan ikut2an Joe.
Itulah salah satu alasan kenapa saya menuruti
paksaanharapan ortu untuk jadi ortu.Selain itu kesejahteraan guru kan
katanyakecil so anggap saja bonus kalau saya bisa disukai sama siswi-siswi saya 😀*sambil menundukkan kepala, …malu tapi mau*
blockquote>Lho, apa soal ini ya, yang kemaren saya dibilangin Mas deKing di sini?
Waduh, saya kok jadi bingung (serius saya bingung)
Mas Sora9an tidak salah menuliskan link kan? Lha pas tak klik kata “ini” nyambungnya ke posting yg ini juga
Bingung mas
*dahi berkerut2*
@kangguru:
Mbok suka Kang biar kalkulus, PDP dan PDB jadi dapat A 😀
Menurutku matematika pelajaran paling gampang, pelajaran paling loghis dan masuk akal.. wis ga pake apal2an pokoknya paham, asal tahu kuncine…itu aja point-nya, mau soal di bolak balik pake penggorengan yo begitu2 aja intine…tul ga pak? Tapi jangan di kasih soal yo, wis males ulik2 saiki, wis tuek…
Satu lagi!!! .. soal daya tangkap. Tiap orang punya daya tangkap beda2 loh
@ deKing
Iya… jangan-jangan mas deKing juga tertipu sama “perasaan” mencintai matematika…. 😛
Tapi kalau sampai jadi istri kan kesejahteraan meningkat jauh Mas? 😉
(eh, ada lho yang begitu. Pernah denger)
Nggak kok. Mungkin Mas deKing ngeklik link di komen pertama, itu yang salah tulis. Kalau yang benernya di komentar yang sekarang ada, tuh tadi saya klik kata “di sini” nyambung kok…
(o_0)”\
;]
sebernarnya bukan sulit mas hanya saya malas untuk mikirnya, tapi kalo ngitung duit pasti ga males he…he…
Iya juga ya.. bnyak siswa yg pas denger matematika udah takut duluan… padahal klo misalkan udah di kerjain itu malah lebih asyik… semakin sulit itu soal semakin penasaran pengen nemuin jawaban nya… hehe… ampe sekarang i like matematika so mmmmucch… hmm ada kebanggaan / kepuasan tersendiri pas ngerjain soal trus ketemu jawaban nya.. dohhh jd inget pas kelas 2 smp punya guru matematika yg gwanteng abizzz…. hwehehe… tp klo misalkan guru matematika nya ga galak ga seru ah! justru itu yg bikin si siswa tertantang… di sayang sm guru matematika yg gwalak ;p
Oiya lupa salam kenal ya…..
kenapa saya agak alergi matematik?
karena saya merasa bersalah.
teman yang saya conteki cuma dapat nilai c, padahal saya sendiri dapat b.
kalkulus dan aljabar cuma membuat saya teringat tentang kesialan rekan saya di masa silam
😛
@Evy:
Matematika digunakan untuk ngitung jumlah gigi juga ya Bu? 😀
@Sora9an:
Oooo.. yang itu to?
Bukan kok mas, yang dulu melakukan penyelidikan itu antobilang. Dia memang kemarin kurang kerjaan waktu
sokjadi detektif, kalau sekarang sepertinya dia sedang kebanjiran order buktinya g pernah nongol 😀@Jokotaroeb:
Kang, sebenere sih saya juga pengin sering2 menerapkan matematika untuk ngitung duit tetapi …..????
@Wida:
Waduh, kalau gurunya galak nanti bisa2 murid gak tertantang tetapi malahan tertendang 😀
BTW salam kenal juga Mbak Wida
@Joesatch:
Kamu merasa bersalah to Joe? Jidatmu sampai hitam gak? 😀
adik saya ini jago banget math pak…tapi masih tetap merasa blo’on… emang gitu ya… 😀
Faktor orang tua ada pengaruh nggak ?
Menurut saya peran orang tua sedikit banyak tetap diperlukan. Walaupun si ortu gak ngeh dengan matematika masa kini, setidaknya memberi dorongan atau sedikit nggaya, misalnya ortu tersebut berkata: bagaimana matematikanya, mudah koq asal rajin 😀
@Passya:
Ooo…benar adik Pak Passya ya?
tentang masih merasa bloon…itu kan cuma merasa 😀
Tergantung bagaimana adik Bapak memanfaatkan “perasaan” tsb, kalau adik Bapak memanfaatkan “merasa bloon” untuk memotivasi supaya dia akhirnya bisa menghilangkan “perasaan” itu maka itu malahan lebih bagus.
@Cakmoki:
Benar Cak, orang tua memegang peranan penting dalam pendidikan yang pada akhirnya juga berperan pada pembelajaran (penguasaan ilmu).
Pemberian motivasi merupakan suatu bentuk pendidikan, dengan motivasi yang baik maka harapannya sang anak dapat memanfaatkan kualitasnya dalam belajar.
Terima kasih atas tambahannya Cak
kenapa guru matematika yang satu ini sering memberi pertanyaan yang sulit yah???
*garuk2, ambil kalkulator, ngitung IQ*
emang bisa?
ehh…yang namanya kalkulus lanjut tuh jadi momoknya mahasiswa matematika, palagi di kampusku, dosennya sampun sepuh, biasanya sih kami disuruh ngerjain soal, ya namanya mahasiswa pasti sering malezz, oleh sebab itu saking mangkelnya ga pada ngerjain soal dosen kalkulusku pernah bilang “matematika tuh seperti seorang gadis yang kalau gak di jawil ya gak mau di kenal, makanya biar kalian kenal kalkulus, soal latihannya harus di jawil, pasti kalian akan semakin akrab dengan matematika, kalo dah akrab jadi cinta deh”hehehe.
eh menurutmu pertanyaan apa yang bisa membangkitkan semangat kita di matematika(bwt bahan seminar nich)??thx yach
sebenere matematika tu g sulit (cieh.. sok niy 😉 )
g muna aku sering ngrasa gtu.. tapi mw g mw aku hrs berhadapan dengannya tiap hari..
knpa aku masih betah.. aku g pgn menyerah sebelum ‘bertanding’.. kyak kta pepatah aj ye.. tapi mang kta2 itu yang memotivasi aku tux ‘hajar’ matematika sampe sekarang.. so.. don’t give up!!
ma[tema]tika = menu ajar yang sarat tema butuh keseriusan
mate[mati]ka = bahan ajar yang bikin mati (mungkin mati rasa, mati humor, mati rasa bergaul, mati retina sehigga bertebal kacamata)
mate[matik]a = sesuatu yang bersifat teknical banget, kudu begiini kudu begitu gak kaya ilmu sosial slow down, kalau ini tegas, keras, lugas, hampir pasti yang lembek2 gak ketrima…
matema[tika] = tergantung gurunya, kalau gurunya bu tika yang cantik, halus berbudi bahasa yang santun lagi menuntun, sabar, sayang belum bersuami lagi duuuh kayanya sebelum mengajar ilmu matetmatikanya sudah bisa terbayang dikepalanya apa isinya…
Matematika itu indah….kenapa?karena kalo kita bisa menyelesaikan soal2 matematika itu..ada kepuasan besar.
Matematika itu ibarat perempuan cantik yang jika anda(laki2) dapatkan wanita itu..puas banget kan…
matematika?takut…sprti itulah…walopun bpkq pengajar matematika yp gw takut sm soal2 matematika heran…
apa sih yang bisa diaplikasikan matematika dlm kehidupan qta sehari-hai…?hampir ga ada.
temenq jur.matematika kesulitan cari judul TA, ya soalnya banyak teori2 dlm matematika yang ga bisa digeser lagi intinya dan baku…kalo di bawa ke matematika terapan itu dah masuk urusan statistika.la…repot kaan…?
yap!se7 tuh ma kata om aljupri, dia bilang kalau cinta tak harus memiliki…………. suka matematika takl harus menguasai………… huaaaaaaaaa,,,,,,,,, so? matematika susah? gak tuh! yang bener tuh kitanya aja yang malas mikir. matematika kan juga produk manusia……….. produk logika kita sendiri………… kenapa mesti takut…….. matematika itu indah
tolong donk bahas tentang soal matematika 2007???key dech
Ah, masalahnya saya agak pusing melihat angka (dan melihat uang, aneh to?) Faktor internal pada diri saya.
Kalau soal guru galak sih…zaman sekarang ya balikin saja. Bukan balas pukul tapi balas pukul dengan kata-kata. Biar dia sadar dan tidak melanjutkan lagi.
Menurut saya sih memang matematika penting (bayangkan kalau tidak ada matematika). Bahkan saya menganggap matematika sebagai salah satu bahasa dunia. Tetapi yang membuat sulit bukanlah angka-angkanya.
Porsinya mungkin. Dalam sekolah yang beragam muridnya ada saja yang tidak kuat menghitung seperti saya. Butuh bantuan kalkulator kalau boleh.
Jadi mungkin yang intinya membuat matematika sulit di mata saya adalah faktor internal dalam diri saya. Saya tidak kuat menghitung yang terlalu sulit dan agak pusing melihat angka tumpang tindih.
wah, citra matematika orang indonesia bagus dunk! buktinya kita pernah dapat emas olimpiade matematika. cuma masalahnya, apakah prestasi bangsa kita itu mencerminkan kemampuan seluruh siswa di Indonesia ?
tanya kenapa.. 🙂
apaan Tu ?
kalau menurut pengamatan saya……
orang mipa(matematika) itu kaku……… tidak jarang orang matematika tersebut gagal di dalam memimpin suatu organisasi …… kenapa …?
mohon ada yang mau memberi tahu saya ..?
wah, aku malah suka Matematika. sejak aku kelas 5 SD, saat ini aku sudah semester 3 dan masih suka matematika. guruku pada saat itu lah yang membuatku suka matematika. namanya Pak Ali Dulkhamid. enak banget ngajarnya. beliau bilang aku “penghitung ulung”. ohohhoo…Pak Ali, miss u so……
matematika adalah hal yang menyenangkan. memecahkan masalah dengan angka dan hitungan.
sayang, ga semua hal bisa selesai dengan angka dan hitungan.
seandainya bisa………………..
Kenapa Matematika sulit?
Pasti karena belum tau ilmunya.
Semua ada ilmunya.
Nah untuk mendapatkan ilmu, perlu ilmu juga
Nah loh …
wah……pengennya bisa matematika tapi……bakatq cma masuk di bahasa,udah semaksimal mungkin sampai darah abezpun mentok-mentoknya dpt D,bisakah kita hidup tanpa matematika..
ada keinginan keras untuk “menakklukan matematika” tapi tetap saja saya oon…heran saya….apakah takdir berperan dalam hal ini….sepertinya saya memang ditakdirkan untuk tidak bisa matematika……
yang membuat saya malu…..hal hal yang kecil2 pd matematika…kadang kdang saya lupa…..ujungnya terkadang saya jadi minder……..malu…..arggghhh bercampur aduk….tapi sekali lagi saya masih mempunyai keinginan keras untuk bisa.
Saya suka dengan math.
Saya tunggu inovasi-inovasi math berikutnya…
Salam
belajar maksimal, lembur semalam suntuk
bukan hal yang yang membuat kita menguasai matematika.
tapi kunci utama adalah rajin dan tekun memahami konsep dan yang paling penting perbanyak mencoba
Menurut aku matematika tu g sulit kok asal kta mau belajar n bljr mtk tu g cman ngapalin rumus
matematika itu susah bnget pak!hiks…..bentar lgi uan…
suka mtk tapi pusing kalau liat caranya yg rumit pisan oooooh ynampai saya pingsan hahahahahahahahahahhihihihihihihihihihohohohohohohohohoheheheheheheheh
walopun gua org matematika, tapi gua gak suka, susah, hix
[…] Sumber :https://deking.wordpress.com/2007/03/07/kenapa-matematika-sulit-tentang-matematika-part-2/ […]
PuSiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing
bAnGeT kAlAw BlAjAr MTK ,,,,,,,
aPa Lg KlW Lg BlJaR WkTu JaM tRaKhIr ……
DuH MnTk AmPuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuun DeCccccH nGnTknYa …..,,,,,………,,,,,,,,,,,,,…………..,,,,,,,,,,,,,.,,,,,,,,,,??????
ku agak tersinggung nih, soalnya ku sering ngasih trik-trik dan rumus cepat dalam ngerjakan, kalo gak gitu, ya gak selesai-selesai.
tapi yang jelas, ku tak akan ngasih rumus cepat sebelum anak-anak menguasai dasarnya. . .
OK. . . .
Menurut saya kuncinya ada di latihan agar matematika menjadi mudah. Hal dasar seperti penjumlahan dan pengurangan dan perkalian dasar harus sudah dikuasai dengan berlatih. Latihan mandiri bisa dilakukan dengan bantuan seperti layanan web berikut (perkalian dasar) :
http://kali.biosmn.com
selamat berlatih..
krn ssh aku mau tahu
sampai sekrg saya blum bisa beljar mate-mateka dengan baek,mulai dari sd sampe sekrang saya pling benci pelajarab mhitung-menghitung sakah satunya adalah MATE-MATEKA
makasih udh menambah wawasan
Kudu dipelajari baek2 pasti bisa ane awalnya juga gak suka tuh tp namanya hidup kudu diseriusin ada pilihan ya itu butuh perjuangan mane ada hidup enak2 gak ada atuh musti belajar n belajar.
sorry yah rada serius dikit…….
aduh matematika akan tambah sulit ni setelah aku masuk SMA
apkah bagus belajar matematika dengan menggunakan metode permainan?
Selamat Datang di Website OM AGUS
Izinkan kami membantu anda
semua dengan Angka ritual Kami..
Kami dengan bantuan Supranatural
Bisa menghasilkan Angka Ritual Yang Sangat
Mengagumkan…Bisa Menerawang
Angka Yang Bakal Keluar Untuk Toto Singapore
Maupun Hongkong…Kami bekerja tiada henti
Untuk Bisa menembus Angka yang bakal Keluar..
dengan Jaminan 100% gol / Tembus…!!!!,hb=085-399-278-797
Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual
Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar
dengan sangat Membutuhkan
Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus
OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya
dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!!
Apakah anda Termasuk dalam Kategori Ini
1. Di Lilit Hutang
2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel
3. Barang berharga Anda udah Habis Buat Judi Togel
4. Anda Udah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang
Jangan Anda Putus Asa…Anda udah
berada Di blog yang sangat Tepat..
Kami akan membantu anda.