Sudah sangat sering orang-orang di sekelilingku mengataiku memujiku ‘dasar egois … mau menang sendiri’, ‘sombong kamu…’, dasar ‘narsis’ bahkan pernah ada yang omong ‘jadi laki-laki kok céngéng…’.
Mendengar semua makian pujian itu aku malahan senyum-senyum sendiri (tapi maaf masih belum sampai taraf membahayakan kok…masih tetap waras). Aku senang karena menurutku apa yang mereka katakan merupakan wujud pengakuan mereka akan eksistensi dan statusku sebagai manusia…ya berarti aku benar-benar manusia dan masih dianggap sebagai manusia.
Upss…ada yang ketinggalan!!! Kemarin aku membaca komentar Mas Ferry di blognya Pak Guru Urip …
“Wahhhh Pak’e ternyata senang merendahkan diri, padahal di dunia bloger
kan kebanyak narsis he… he… selamat ya Pak jangan lupa mampir ketempat saya.”
(cetak tebal dan miring aku yang kasih)
Setelah membaca komentar itu aku langsung cengar-cengir sendiri malu lha aku juga merasa narsis jé …hehe…
Tapi di balik cengiranku itu lagi-lagi aku jadi tersenyum sendiri … tiba-tiba aku merasa kalau aku ini semakin manusia saja.
Kenapa to kok aku senyum-senyum terus dan merasa benar-benar manusia?
1.Sombong, egois, narsis, menang sendiri.
Menurutku semua kata di atas merujuk pada satu hal…kebanggaan akan diri sendiri dan pengakuan akan superiority. Menurutku (awas…ini subyektif lho) superiority adalah manusiawi dan kata manusiawi itu akhirnya merujuk pada kata manusia.
Di Wikipedia disebutkan beberapa definisi manusia:
- Umat manusia selalu mempunyai perhatian yang hebat akan dirinya sendiri.
- Manusia kerap menganggap dirinya sebagai spesies dominan di Bumi, dan yang paling maju dalam kepandaian dan kemampuannya mengelola lingkungan.
Berarti dengan menjadi sosok yang egois aku benar-benar menunjukkan ke-manusia-anku. Dan pengakuan orang lain akan ke-egois-anku itu sama saja dengan pengakuan mereka akan ke-manusia-anku…
Jadi …terima kasih aku masih dianggap sebagai manusia.
2.Cengeng
Cengeng merupakan salah satu perwujudan dan peng-ungkapan perasaan. Sama dengan egois…lagi-lagi menurutku ber-perasaan itu manusiawi. Dan yang manusiawi ya manusia itu sendiri.
Wikipedia :
Kemampuan memiliki , seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka (manusia) dari organisme lain…’
Jadi dengan ke-céngéng-anku ini aku merasakan semakin kokohnya statusku sebagai manusia…
3.‘…lha aku juga merasa narsis jé…’
Kecakapan manusia untuk mengintrospeksi diri, keinginan individu untuk menjelajahi lebih mengenai intisari diri mereka….
Sorry kutipan di atas juga lagi-lagi diambil dari wikipedia, males aku nyari-nyari yang lain.
Pernyataanku ‘…lha aku juga merasa narsis jé…’ menurutku merupakan suatu tahap awal dari introspeksi diri. Ya pernyataanku itu merupakan suatu bentuk dari kesadaranku akan kekuranganku.
Jadi lagi-lagi untuk yang ketiga kalinya dengan bangganya aku sampaikan dengan introspeksiku maka aku memang benar-benar seorang manusia.
Aku memang benar-benar manusia dan aku bertekad akan tetap menjadi manusia…Ngapain berubah jadi yang lain…malaikat, setan atau binatang…TIDAK MAU
- Aku merasa aku ini masih terlalu buruk, busuk dan jahat untuk menjadi seorang malaikat…(nyadar diri ….berarti manusia
wi
kan?) - Aku merasa kalau aku ini sudah terlalu baik untuk dijadikan sebagai seorang setan…(sombong…masih manusia
wikan?)
- Aku merasa kalau aku ini terlalu pandai untuk menjadi
seorangseekor binatang…(sombong lagi…tetap manusiawi
kan?)
Aku ini masih dalam taraf belajar…ya pertama belajar mencari dan menjaga kesadaran diri (sadar sebagai manusia yang penuh dengan kekurangan dan kelemahan) dan semoga saja aku bisa mencapai taraf penyadaran diri (berusaha mengurangi kekurangan dan kelemahanku itu).
Sangat wajar dan normal, inilah penyadaran diri yang senormal-normalnya. Ini adalah hanya blog, cerita kehidupan yang mungkin berkesesuaian dengan dunia nyata. Sekali lagi ini hanya blog.
hehehe..nggih pak guru.
Pak Urip sudah sampai kantor to?
Selalu ada tahapan bagi setiap insan untuk memulai jalan menuju pencerahannya masing-masing.
Selamat buat anda, jika saat ini sudah mulai tersadarkan. Semoga berlanjut…
Nahhh mungkin ada satu hal lagi yang terlewat, Pak Guru Urip adalah contoh tepat untuk jadi manusia coz salah satu syarat dan merupakan syarat terberat jadi manusia adalah mengenal diri sendiri (* dan Pak Guru Urip sudah sampai taraf ini *)
Biasanya kecenderungan “AKU” adalah Apa yang kuinginkan sebagai “AKU” bukan “AKU” apa adanya dengan kelebihan dan kekuranganku
Salam
Ferry:
Setuju 100 %. Kalo aku masih pada level bawah banget…ya setidaknya masih mau mengakui kesombongan dan kecéngénganku (kadang banyak orang yang tidak mau dicap céngéng…maunya dicap tegar..kuat dll).
Untuk smp taraf pak Urip…wah masih jauuuhh kalo untukku.
Ya aku masih dlm usaha mencari kesadaran diri…semoga lama2 bisa mencapai taraf penyadaran diri
mohon bimbingannya 😀
Buat mas Ferry terima kasih…komentar Anda telah membuat saya sadar (tapi malu juga sih) akan kenarsisan saya 😀
Ya semoga itu bisa mencambuk saya untuk mengurangi kenarsisan hehehe
Tapi narsis juga penting jé…gimana ya? Narsis aja dulu gak papa ya sampai nemu jodoh hehehe 😀
ada juga yang sengaja merendahkan diri demi meningkatkan mutu 🙂
bisa saja itu sebagai sebuah strategi… he he he he
kamu manusia tho?
tak kira kalkulator je?
kalkulator scientific lho, bukan kalkulator dagang..
@ Wahyu én Mrtajib:
hehehe…bisa aja, jadi malu nih 😀
@ Anung:
Kalkulator? Dipencét-pencét donk…
Asal ojo nggo ngitung utang waélah… 😀
kurang banyak mas de king…. 🙂 kalau aku mendaftar segala kekuranganku, bisa sampai 2 halaman penuh…
anggap saja curhat gratis (emangnya ada curhat yg bayar ?) 🙂
Saya ini hanya menungso (menus-menus ra rumongso). Masih bagusan Sampeyan yang manusia.
@fertobhades:
Hehehe..sama aku juga gak bisa mendaftar kekuranganku, bukan hanya karena keterbatasan ‘lahan’ tapi juga kekuranganku begitu banyak sehingga aku sendiri sampai kesulitan untuk mendeskripsikan dan menuliskan kekurangan2ku itu 😀
@Kang Kombor:
Kang, lagi ngerti nék menungso kuwi menus-menus ra rumongso hehehe..
Aku ngertiné mung kerikil 😀
Matur nuwun kang atas pengetahuan barunya
[…] aku ingat komentar Mas Ferry di tulisanku terdahulu… “Biasanya kecenderungan “AKU” adalah Apa yang kuinginkan sebagai […]
“Aku merasa aku ini masih terlalu buruk, busuk dan jahat untuk menjadi seorang malaikat…(nyadar diri ….berarti manusiawi
kan?)”
apa yang pantas Ryu syukuri selain yang lain
dan satu hal Ryu tunggu2 bahwa :
Ryu sangat sangat bersyukur
mas deking menyadari hal ini
@Ryu:
Hehehehe 😀
Mu##, mbok buat blog di WP ini.
Sayang kalau ide-idemu cuma ditaruh di blog lama yang kurang populer.
Kan *MU## bisa bagi2 ilmu per-obatan di blog yang lebih “mendunia” ini
itu dia masalahnya
RYu kaga’ bisa bikinnya
uda coba di lounique.wordpress.com
tapi jngan diguyu ya
maklu masi sinau
jadi tulisane elek elekan
nha…
tanya lagi
cara nyari temen gimana?
caranya nge group gimana?
uda tau RYu to?
sukurlah….
woo manusia juga too
Saluutttt… pujiannya banyak banget… jadi ngiri 😦